Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, Ini Tips Psikolog agar Tetap Sehat Mental

Peringatan hari kesehatan mental sebagai upaya membangun kesadaran akan pentingnya kesehatan mental.

Tasmalinda
Minggu, 10 Oktober 2021 | 20:32 WIB
Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, Ini Tips Psikolog agar Tetap Sehat Mental
Ilustrasi kesehatan mental [unsplash.com/@fairytailphotography]

SuaraLampung.id - Hari Kesehatan Mental Sedunia yang diperingati tiap 10 Oktober. Hari ini menjadi bagian membagun kesadaran akan pentingnya kesehatan mental pada masyarakat umum.

Peringatan ini juga bertujuan untuk memberikan edukasi kesehatan mental kepada masyarakat melawan stigma sosial. Psikolog Kepala Program Studi Psikologi Universitas Malahayati, Octa Reni Setiawati, M.Psi beberapa tips agara jiwa menjadi sehat, diantaranya, memiliki kematangan emosional yang baik, serta kemampuan menerima realitas atau kemampuan menerima kenyataan.

"Dapat hidup bersama dan bekerjasama dengan orang lain, dan memiliki filsafat atau pandangan hidup," kata Octa, Minggu (10/10/2021).

Sedangkan ciri-ciri jiwa yang tidak sehat yakni, merasa sedih berkepanjangan.

Baca Juga:Dapur Bakso Sony Natar Lampung Selatan Kebakaran, Pengunjung Berhamburan Keluar

Kadang tanpa sebab yang jelas, mati rasa atau tak peduli dengan lingkungan sekitar. Merasa lelah yang signifikan, tidak berenergi, dan mengalami masalah tidur, sering marah berlebihan dan sangat sensitif, merasa putus asa dan tak berdaya.

Kemudian, sering merasa bingung, khawatir atau takut.

"Memiliki pengalaman buruk yang tidak bisa dilupakan. Mengalami delusi, paranoia, atau halusinasi juga merasa sulit untuk berkonsentrasi. Ada juga yang merasa takut atau khawatir berlebihan, atau dihantui perasaan bersalah. Perubahan suasana hati yang drastis, cenderung menarik diri dari lingkungan sosial, tidak mampu mengatasi stres atau masalah sehari-hari, dan memiliki pikiran untuk bunuh diri," kata dia.

Octa menjelaskan jiwa menjadi tidak sehat disebabkan oleh faktor biologi antara lain, keturunan/genetik, masa dalam kandungan, proses persalinan, nutrisi, riwayat trauma kepala, dan adanya gangguan anatomi dan fisiologi saraf.

Faktor psikologis yang berperan terhadap timbulnya gangguan jiwa antara lain, interaksi dengan orang lain, intelegensia, konsep diri, keterampilan, kreativitas, dan tingkat perkembangan emosional.

Baca Juga:Satu Rumah Warga di Bumi Waras Bandar Lampung Hanyut Diterjang Ombak

"Lainya karena faktor sosial yang berpengaruh yaitu stabilitas keluarga, pola asuh orang tua, adat dan budaya, agama, tingkat ekonomi, nilai dan kepercayaan tertentu. Peningkatan kualitas hidup sehingga kita bisa jauh lebih sehat secara mental merupakan terapi yang lebih baik. Jika kita sudah mengalami gangguan mental maka memang perlu mendapatkan penanganan sampai dengan diberikannya konseling atau psikoterapi atau bahkan dengan mendapatkan medikasi atau pengobatan," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini