Jadi menurut Refly Harun, ketentuan presidential threshold 15 persen jumlah kursi atau 20 persen perolehan suara sah secara nasional tidak dipakai pada pilpres 2004.
Itulah sebabnya muncul 5 pasangan calon presiden dan wakil presiden. Yaitu SBY-JK, Megawati-Hasyim Muzadi, Wiranto-Shalahuddin Wahid, Amien Rais-Siswono Yudohusodo dan Hamzah Haz-Agum Gumelar.
Karena Demokrat kursinya kecil hanya 7 persen, untuk pemilu 2009, Threshold nya dinaikkan.
Menurut Refly Harun, PDIP dan Golkar paling getol untuk menaiikkan presidential threshold karena berharap Demokrat tidak bisa mencalonkan SBY karena kursinya kurang.
Baca Juga:Rachland Demokrat: Yusril Ihza Memihak Moeldoko dan Dapat Keuntungan Praktik Politik Hina
"Dalam tanda kutip PDIP dan Golkar main mata karena punya kepentingan yang sama untuk menggganjal SBY. Ternyata pada 2009, Demokrat satu-satunya partai yang bisa standing alone karena kursinya 26 persen walaupun suaranya cuma 21 persen," tuturnya.
Karena itu Refy Harun mengaku heran dengan pernyataan Yusril mengenai SBY yang tidak bisa maju menjadi capres tanpa PBB.
"Saya tidak tahu darimana hitungannya Yusril ketika mengatakan kalua tidak ada tanda tngan PBB, SBY tidak jadi presiden. Mungkin keliru, lupa," tuturnya.