SuaraLampung.id - Jatunya Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo dari jabatan Kapolri di tahun 1959 dinilai tak lepas dari peran Partai Komunis Indonesia (PKI).
Komunis ditengarai melakukan infiltrasi ke tubuh Polri saat itu hingga melakukan manuver menjatuhkan Soekanto sebagai Kapolri.
Soekanto ditumbangkan sebagai Kapolri pertama karena dianggap sebagai tokoh anti komunis.
Menurut Komjen (Purn) Moehammad Jasin dalam bukunya "Memoar Jasin Sang Polisi Pejuang", PKI menganggap Polri sebagai kubu penentang yang harus diperhitungkan eksistensinya.
Baca Juga:Kisah Pemuda Bernama Nyoman Gedur yang Tewas Dibunuh PKI
"Maka mekanisme politik subversif PKI bergerak menggarap kepolisian negara supaya bersih dari mereka yang anti-PKI dan anti terhadap garis-garis perjuangan politiknya," tulis M Jasin.
Ajukan Mosi Tidak Percaya
![RS Soekanto dampingi Presiden Soekarno. [Buku Sosok Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo Melalui Spiritual Membangun Polisi Profesional]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/09/11/31574-rs-soekanto-dampingi-presiden-soekarno.jpg)
Pergerakan komunis di tubuh Polri dimulai ketika menguasai organisasi Persatuan Pegawai Polisi (PPP). AKBP Sutarto, Kepala Bagian Dinas Pengawasan Keselamatan Negara (DPKN) Komisariat Jawa Tengah, menjadi Ketua Umum PPP.
Di masa sekarang DPKN adalah satuan intelijen Polri. Kata Jasin, Sutarto adalah simpatisan PKI. Sutarto ingin menyingkirkan pejabat Polri yang anti komunis. Salah satunya ialah Menteri Muda Kepolisian/Kepala Kepolisian Negara Soekanto.
Dahulu jabatan Kapolri disebut Menteri Muda Kepolisian/Kepala Kepolisian Negara. Sutarto mulai melancarkan aksinya ketika acara Konferensi Dinas Kepolisian pada Oktober 1959.
Baca Juga:Baru 5 Jenazah Napi Lapas Tangerang Bisa Teridentifikasi, RS Polri Ungkap Kendalanya
Konferensi itu dihadiri para Kepala Komisariat Kepolisian atau yang sekarang dikenal dengan sebutan Kapolda se Indonesia. Saat acara konferensi berlangsung, Sutarto atas nama PPP mengajukan mosi tidak percaya terhadap RS Soekanto sebagai Kapolri.