Waspada, Lampung Masuk Provinsi dengan Tingkat Penyebaran Varian Delta Tertinggi

Lampung, provinsi dengan tingkat penyebaran COVID-19 varian delta paling tinggi.

Wakos Reza Gautama
Kamis, 26 Agustus 2021 | 08:45 WIB
Waspada, Lampung Masuk Provinsi dengan Tingkat Penyebaran Varian Delta Tertinggi
Ilustrasi virus varian delta. Lampung masuk daftar provinsi paling tinggi penyebaran COVID-19 varian delta. [Foto: Antara]

SuaraLampung.id - Provinsi Lampung masuk dalam daftar provinsi yang memiliki tingkat penyebaran COVID-19 varian delta paling tinggi. 

Selain Lampung, ada lima provinsi lain yang juga masuk dalam daftar provinsi yang memiliki tingkat penyebaran COVID-19 varian delta paling tinggi.

Karena masuk dalam provinsi dengan tingkat penyebaran COVID-19 varian delta paling tinggi, Pemerintah Provinsi Lampung diminta meningkatkan testing dan tracing.  

Hal ini diungkapkan Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi.

Baca Juga:Anjuran WHO untuk Cegah Varian Delta dan 4 Berita Kesehatan Menarik Lainnya

Siti Nadia Tarmizi menyatakan enam provinsi di Indonesia masuk dalam daftar daerah transimisi tinggi untuk varian delta.

Karena itu, Siti Nadia Tarmizi meminta enam provinsi itu lebih waspada dan semakin meningkatkan kegiatan testing serta tracing.

“Saat ini varian Delta adalah varian yang memiliki tingkat transmisi tinggi, serta berpotensi menyebabkan keparahan adalah merupakan varian yang mendominasi di Indonesia,” kata Nadia dalam acara Siaran Pers PPKM secara daring di Jakarta, Rabu (25/8/2021) dikutip dari ANTARA.

Enam provinsi yang terdeteksi memiliki kasus varian Delta tertinggi adalah Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Lampung, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Tengah.

Terdapat tiga provinsi yang belum melaporkan adanya varian Delta yakni Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan Maluku Utara.

Baca Juga:Menkes Budi Gunadi Ungkap Cara Paling Efesien Tangkal Mutasi Virus Corona Varian Delta

“Bagi wilayah yang belum menemukan varian Delta, dalam hal ini ada tiga provinsi. Bukan berarti tidak ada varian di daerah tersebut. Ingat, pandemi tidak mengenal batas wilayah sehingga kewaspadaan yang sama, tingginya harus tetap kita lakukan,” kata dia.

Untuk mengatasi terjadinya peningkatan kasus aktif di seluruh daerah, pihaknya melakukan sejumlah upaya pencegahan yang efektif dapat mencegah penularan seperti melalui kegiatan testing, lacak, isolasi, penguatan protokol kesehatan serta vaksinasi.

“Kita berupaya untuk mengenal musuh kita dalam pengendalian yang lebih baik dan lebih tepat lagi. Seperti yang kami sebutkan sebelumnya, pandemi dan virus COVID-19 tidak mengenal batas administrasi,” kata dia.

Ia mengimbau kepada masyarakat Jika ada yang merasakan sakit seperti sesak nafas, segera laporkan diri ke puskesmas setempat atau menggunakan fasilitas telemedicine untuk mendapatkan saran ataupun obat-obatan yang diperlukan.

"Ingat jangan memutuskan melakukan isolasi mandiri tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Kita tahu varian Delta adalah varian yang mempercepat keparahan gejala. Sehingga pastikan jangan menunda ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan bila gejala menjadi berat atau bertambah sesak," kata dia.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro mengatakan masyarakat perlu menghindari kerumunan agar varian Delta tidak lebih cepat menular.

“Kerumunan hanya akan mempercepat varian delta yang sendirinya telah cepat menular. Kita sudah belajar pahit, kerumunan yang terjadi saat liburan awal tahun dan Lebaran kemarin akan selalu membawa dampak kenaikan kasus konfirmasi,” kata Reisa.

Ia mengatakan, varian Delta mempunyai daya tular yang tinggi. Diperkirakan varian tersebut memiliki reproductive number Delta varian sebesar 6 sampai 8 dari 10 orang yang terkena varian itu, akan menularkan kepada 60 sampai 80 orang lainnya.

“Itulah mengapa kita mencatat angka konfirmasi harian di atas 50.000 kasus per harinya,” kata Reisa menjelaskan alasan kasus aktif terus mengalami peningkatan.

Ia menjelaskan, seluruh pihak untuk terus menjaga protokol kesehatan agar tidak mengulang kesalahan yang sama saat terjadi peningkatan kasus yang sangat tinggi pada awal bulan Juli lalu.

“Di Juli 2021, dengan berat hati kenaikan kasus yang tak terkendali akan membuat sistem kesehatan kewalahan. Tenaga kesehatan dan rumah sakit kelebihan beban dan pasien tidak terselamatkan,” kata Reisa mengingatkan terjadinya lonjakan kasus tertinggi di Tanah Air.

Reisa juga menyarankan agar masyarakat sebisa mungkin untuk terus di rumah apabila tidak ada kegiatan penting, supaya terhindar dari varian Delta yang cepat menular. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini