SuaraLampung.id - Pada tanggal 10 Muharram, umat Islam disunahkan menunaikan puasa asyura.
Di tahun 2021 masehi, puasa Asyura tepat jatuh pada hari ini Kamis (19/8/2021).
Ada kisah menarik di balik ditunaikannya puasa asyura oleh umat Islam.
Ustaz Adi Hidayat menceritakan sejarah puasa asyura.
Baca Juga:Besok Puasa Asyura, Shireen Sungkar: Jangan Lupa Puasa Yuk
Suatu kali, kata Ustaz Adi Hidayat, sahabat Ibnu Abbas menyampaikan informasi seputar awal kedatangan Nabi Muhammad SAW ke Madinah.
Di awal kedatangan Nabi Muhammad SAW, menyaksikan orang-orang Yahudi menunaikan ibadah puasa di tanggal 10 Muharram yang disebut dengan asyura.
Asyura berarti yang kesepuluh. Asyura ditunaikan hari kesepuluh di bulan Muharram.
Nabi Muhammad SAW lalu mengonfirmasi mengenai puasa asyura yang dilakukan orang-orang Yahudi.
Ternyata orang Yahudi berpuasa di hari kesepuluh Muharram karena hari itu adalah hari Allah SWT menyelamat Nabi Musa dari kejaran Firaun.
Baca Juga:Ingat Besok Puasa Asyura 10 Muharram, Ini Keutamaannya
Mendengar jawaban itu, Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa dirinya yang lebih berhak untuk melestarikan dan menyempurnakan syariat Nabi Musa dibanding orang Yahudi.
"Maka beliau memberikan contoh kepada para sahabat untuk melestarikan puasa sebagai syukur kepada Allah SWT atas perlindungan Allah kepada Nabi Musa dan kaumnya dari kejaran Firaun. Kemudian meminta para sahabat untuk puasa asyura yang bertepatan dengan 10 Muharram," kata Ustaz Adi Hidayat dikutip dari YouTube Adi Hidayat Official.
Puasa Asyura Sempat Wajib Hukumnya
Menurut Ustaz Firanda Andirja Abidin, puasa asyura hukumnya sempat wajib.
"Tatkala itu puasa asyura hukumnya wajib sebelum datang bulan ramadan. Sebelum disyariatkan puasa ramadan. Jadi puasa asyura pernah hukumnya wajib. Nabi Muhammad SAW mengirim orang-orang untuk berpuasa asyura," kata Ustaz Firanda.
Ketika Allah SWT mewajibkan puasa ramadan, maka puasa asyura yang tadinya wajib menjadi sunah.
Di akhir hayat Nabi Muhammad SAW, kata Ustaz Firanda, pernah berangan-angan berpuasa tanggal 9 Muharram tasua digandeng dengan puasa asyura.
Namun Nabi Muhammad SAW tidak sempat melakukan puasa tasua karena keburu meninggal dunia.
"Ini namanya sunah cita-cita Nabi SAW. Nabi ingin melakukannya dan nabi tidak sempat melakukannya tapi kita tahu itu keinginan Nabi SAW maka kita kerjakan," kata Ustaz Firanda.