SuaraLampung.id - Pelaksanaan PPKM di Jawa dan Bali ternyata berpengaruh terhadap bisnis Uya Kuya.
Beberapa lini bisnis Uya Kuya terpaksa tutup karena terdampak PPKM.
Kebanyakan bisnis kuliner milik Uya Kuya yang tutup karena PPKM.
"Bakmi Nai Nai itu terpaksa tutup. Itu ada di SCBD, Distrik 8. Untuk makanan di food court, termasuk top five penjualan. Tapi tetap saja, dengan kondisi PPKM, jadi gue terpaksa tutup permanen," ungkap Uya Kuya dikutip dari YouTube Ivan Gunawan.
Baca Juga:Dinar Candy Bakal Pakai Bikini di Jalan, Jika PPKM Diperpanjang
Tak hanya bakmi, restoran makanan Korea Uya Kuya juga tutup karena PPKM.
Kini Uya hanya mempertahankan restoran steak-nya meski harus nombok tiap bulan.
"Karena di Mal. Mal tempat orang kantor, orang enggak ada yang datang, ya susah. Akhirnya tetap buka yang steak walaupun berdarah-darah juga, nombok setiap bulan," imbuhnya.
"Dulu Jib gue, restoran Korea gue, tutup sudah lama, setengah tahun. Tapi gue buka food court kecil-kecil," pungkas Uya.
Tak cuma restoran, suami Astrid Kuya itu juga punya tambak udang. Sayangnya saat panen terakhir, ukuran udang tak sesuai dengan harapan.
Baca Juga:Geger! Sentil Pemerintah, Tulisan di Belakang Truk Ini Bikin Warganet Tercengang
"Tambak udang masih jalan, tapi panen terakhir agak kurang sebelum waktunya panen ukurannya enggak sesuai," tutur Uya.
Dikenal sebagai raja settingan, Uya ternyata begitu peduli dengan kesehatan mental. Ayah Cinta Kuya itu punya rumah khusus untuk pengidap gangguan mental di Australia.
Uya bahkan dibayar langsung oleh pemerintah Australia berkat menyediakan rumah khusus pengidap gangguan mental.
"Jadi gue buka rumah buat orang yang mental illness. Jadi buat orang-orang yang punya penyakit kejiwaan berhak mendapatkan fasilitas di rumah itu beserta perawat dan dokternya," jelas Uya.
"Dan itu dibayar oleh goverment (pemerintah Australia). Pengembalian dana dari mereka itu belum sampai setengah tahun 50% sudah balik," ucapnya.