SuaraLampung.id - Presiden Haiti Jovenel Moise dibunuh sekelompok orang.
Hasil penyelidikan, menyatakan Presiden Haiti Jovenel Moise sempat disiksa oleh para pelaku sebelum dibunuh.
Moise dianiaya di kamarnya, sedangkan putrinya lari menyelamatkan diri sementara putra dan stafnya dibungkam secara paksa, kata salah satu hakim investigasi, Carl Henry Destin, kepada surat kabar Le Nouvelliste.
Destin mengatakan Moise mengalami patah tulang di bagian lengan dan kaki kanannya, menurut laporan autopsi.
Baca Juga:Ibu Negara Ungkap Alasan Para Pelaku Bunuh Presiden Haiti Jovenel Moise
Kelompok pembunuh Moise melibatkan dua warga Amerika dan 26 warga Kolombia, berdasarkan informasi kepala Kepolisian Haiti Leon Charles saat konferensi pers pada Kamis (8/7/2021) dilansir ANTARA dari Anadolu.
Sebelumnya, pejabat menyebutkan bahwa empat tersangka tewas.
Dua warga Amerika yang teridentifikasi bernama Joseph Vincent dan James Solages --keduanya keturunan Haiti.
Duta Besar Haiti untuk AS Bocchit Edmond menggambarkan kedua pria itu sebagai "komando, pembunuh, profesional terlatih."Menteri Pertahanan Kolombia Diego Molano pada Kamis mengatakan bahwa para tersangka merupakan mantan anggota militer.
Peristiwa baru-baru ini membuat Haiti menghadapi krisis kepemimpinan.
Baca Juga:Sadis! Presiden Haiti Disiksa Sebelum Dibunuh, Tangan dan Kaki Patah
Moise dilantik pada 2017 setelah unggul dalam pemilu yang diperdebatkan. Usai gagal menggelar pemilu, kubu oposisi menuntut pria berusia 53 tahun itu mundur.
Sehari menjelang kematiannya, Moise menunjuk perdana menteri baru yang akan dilantik pekan ini.
Haiti dijadwalkan akan menyelenggarakan pemilu presiden dan legislatif pada 26 September mendatang. (ANTARA)