Pengamat: Capres Jangan Sibuk Main Media Sosial untuk Pencitraan

capres 2024 diminta jangan sibuk main media sosial demi pencitraan

Wakos Reza Gautama
Jum'at, 25 Juni 2021 | 17:15 WIB
Pengamat: Capres Jangan Sibuk Main Media Sosial untuk Pencitraan
Ilustrasi Hasil survei capres. Capres 2024 diminta jangan sibuk main media sosial untuk pencitraan. [ANTARA]

SuaraLampung.id - Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Herryansyah MBA menyatakan figur capres 2024 jangan sibuk melakukan pencitraan lewat media sosial. 

Menurut Herry, yang dibutuhkan adalah sosok capres yang memiliki jaringan keuangan luar negeri, kecakapan finansial atau pun modal yang cukup dan mampu menyelesaikan persoalan utang negara.

Ia pun menyarankan agar publik dan elite parpol tidak terjebak euforia figur capres yang besar karena hasil survei.

"Kita jangan terjebak pada euforia figur capres yang besar di survei. Jika fokus Pilpres 2024 kagum pesona capres, tapi ujungnya capres terpilih malah menambah utang negara dengan berbagai macam alasan," kata Herryansyah dalam keterangannya, Jumat (25/6/2021) dilansir dari ANTARA.

Baca Juga:TOK! Puan Maharani Capres 2024, Dicalonkan PDIP Jatim

"Capres siapa pun akan saya pilih dan kampanyekan dengan syarat dia bisa konkret menegosiasikan utang RI dan bunganya sebelum 2024. Juga network finansial luar negeri yang kuat untuk buyback (membeli kembali) surat utang RI yang jatuh tempo 2021-2024. Itulah yang harus dipilih jadi presiden 2024," ujar Herry.

Herry mengaku dirinya masih berpandangan positif dan meyakini bahwa utang jumbo era Jokowi saat ini digunakan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur. Untuk itu, Herry berharap calon presiden berikutnya harus bisa memberi solusi konkret penyelesaian utang negara.

"Pemerintahan saat ini berutang jumbo mempercepat pembangunan infrastruktur yang dirasakan nyata. Jadi capres 2024 jangan hanya ingin menjabat dan tidak mau ikut memikirkan solusi utang pemerintah saat ini," katanya lagi.

"Tahun 2024 itu tantangannya berat. Potensi 'bom waktu' pengangguran generasi milenial X & Y di era 2024-2029, karena krisis ekonomi-sosial dan inflasi tinggi pascapandemi yang siap menerkam negara mana pun yang gagal mengelola utang dan neracanya, diperberat lagi jika trade war China dan AS belum reda," ujarnya.

Tapi, setelah memenangkan pilpres bukan menjadi bagian solusi, bahkan capres setelah terpilih menjadi sumber masalah baru dengan jalan menambah utang baru ribuan triliun dengan alasan demi rakyat dan menutupi utang pemerintah sebelumnya.

Baca Juga:Resmi! PDIP Jatim Usulkan Puan Maharani Jadi Capres 2024

"Bukan eranya lagi milih capres 2024 karena ganteng, dizalimi, gagah, dan alim .Tapi setelah jadi presiden malah negara berutang lebih banyak di 2024-2029," katanya pula.

Menurut Herry, momen saat ini bisa digunakan oleh semua capres 2024 serta tim sukses untuk menyelamatkan ekonomi negara sebelum berakhirnya Pemerintahan Jokowi di 2024, dengan jalan membeli kembali puluhan bahkan ratusan triliun rupiah surat utang negara, agar bangsa ini tertunda pembayaran utang pokok dan bunga yang diperkirakan jatuh tempo tahun 2021-2022 akan menyentuh Rp370 triliun.

"Jika ada seorang capres yang mau melangkah seperti itu, akan membuat Soekarno-Hatta dan founding father tersenyum bahagia di alam kubur," katanya lagi.

Herry pun berharap para pimpinan parpol dan Jokowi membuka sayembara dan mendorong lahirnya capres yang mampu mengatasi masalah bangsa saat ini khususnya di bidang ekonomi untuk maju di Pilpres 2024, demi menyelamatkan perekonomian 3-5 tahun mendatang. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini