Vihara Thay Hin Bio Tiadakan Ritual Bersama di Hari Raya Waisak

kebaktian bersama Hari Raya Waisak di Vihara Thay Hin Bio tidak diadakan secara langsung selama pandemi Covid 19.

Wakos Reza Gautama
Rabu, 26 Mei 2021 | 13:40 WIB
Vihara Thay Hin Bio Tiadakan Ritual Bersama di Hari Raya Waisak
Warga sembahyang di Vihara Thay Hin Bio Bandar Lampung, Rabu (26/5/2021). Vihara Thay Hin Bio tiadakan kebaktian bersama di Hari Raya Waisak. [Suaralampung.id/Mitha Setiani Asih]

SuaraLampung.id - Vihara Thay Hin Bio,Kampung Pacinan Teluk Betung, Kelurahan Pesawahan, Kecamatan Telukbetung Selatan, Bandar Lampung, meniadakan ritual kebaktian bersama di Hari Raya Waisak

Viriya, Rohaniawan Budha Vihara Thay Hin Bio, mengatakan, ritual kebaktian bersama di Hari Raya Waisak tidak diadakan secara langsung selama pandemi Covid 19.

Kebaktian bersama dilakukan secara daring melalui kanal YouTube dan Virtual Meeting. Umat Budha melakukan sembahyang secara pribadi.

"Selama 2 tahun ini kebaktian bersama ditiadakan. Kita melakukan itu du YouTube channel Budhayana Indonesia dari jam 04.30 pagi sampai jam 20.30 malam," ujarnya kepada Suaralampung.id, Rabu (26/5/2021). 

Baca Juga:Perayaan Waisak di Vihara Dhammasoka Banjarmasin, Ibadah Digelar Live Streaming

Menurutnya, untuk mengatasi pandemi Covid 19 perlu kerjasama dengan sadari saling mengingatkan untuk tetap patuh terhadap protokol kesehatan. Kemudian, pandemi ini juga mengajarkan dapat saling mengeratkan lagi tali persaudaraan satu sama lain.

Viriya, mengatakan Perayaan Waisak merupakan perayaan tiga peristiwa yang terjadi di bulan Waisak. Yaitu Saat lahirnya seorang pangeran Siddhartha Gautama yang bakal menjadi Buddha.

Salah satu ritualnya memandikan bayi rupang secara simbolis. Yang berarti membersihkan noda-noda batin yang ada di dalam diri yaitu tiga akar racun kejahatan diantaranya keserakahan, kebencian dan kebodohan batin.

Kemudian peristiwa kedua pencerahan sempurna, ketika pangeran Siddhartha meninggalkan segala kemewahan sebagai putra mahkota raja. Lalu, Siddhartha bertapa mencari penyerahan hati untuk menghancurkan noda-noda batin sampai menjadi Budha.

Yang terakhir peristiwa Maha Parinibbana, yaitu Budha membabarkan Dhamma selama 45 tahun. Pada akhirnya ia meninggal sebagai manusia. 

Baca Juga:1.078 Narapidana Dapat Remisi di Hari Raya Waisak 2021

"Ini sebagai sesuatu renungan momen kebangkitan semua makhluk bahwa seyogyanya kita bisa sempurna seperti guru agung Sakyamuni Budha. Mencapai pencerahan sejati, mencapai kebahagiaan dan mengakhiri penderitaan luka sengsara di dunia ini," ungkap Viriya.

Novita, pengunjung Vihara menuturkan selama melakukan ibadah di Vihara Thay Hin Bio telah mematuhi protokol kesehatan. Ia juga berharap agar pandemi Covid 19 segera usai.

"Kita harus bersatu melawan pandemi ini. Semoga semua aman damai di Indonesia dan seluruh dunia," kata dia. 

Kontributor: Mitha Setiani Asih

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini