SuaraLampung.id - Kabupaten Lampung Barat menjadi wilayah kluster aktivitas kegempaan yang lebih aktif dibanding wilayah lainnya. Ini terlihat dari data yang tercatat di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Lampung Utara.
Dari hasil monitoring BMKG Stasiun Geofisika Lampung Utara tercatat telah terjadi 13 kali gempa bumi di Lampung Barat selama Januari hingga Mei 2021.
Sebanyak tiga di antara 13 gempa itu dirasakan oleh masyarakat. Dampak gempa bumi yang terjadi ada yang dirasakan masyarakat, di antaranya di Sekincau II–III MMI dan Liwa II–III MMI.
Menurut Kepala Stasiun Geofisika Lampung Utara, Anton Sugiharto, meningkatnya aktivitas kegempaan yang terjadi akhir-akhir ini khususnya di Lampung Barat tentunya patut diwaspadai.
Baca Juga:Gedung RSUD Mentawai Retak Usai Diguncang Gempa Magnitudo 5,7
"Gempa signifikan yang terjadi tersebut di atas dapat menjadi alarm bahwa zona gempa di sepanjang patahan besar Sumatera aktivitasnya meningkat," kata Anton, dalam siaran pers yang diterima Lampungpro.co--media jaringan Suara.com, Rabu (5/5/2021).
Dia mengatakan informasi ini sekedar pengingat bahwa potensi gempa itu ada. Sehingga, harus direspons dengan langkah mitigasi yang cepat dan tepat untuk meminimalisir risiko jika terjadi gempa kuat.
"Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Pastikan informasi resmi gempa dengan magnitudo kurang dari 5 hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi," kata Anton.
Terkait jenis dan mekanisme gempa bumi selama Januari-Mei itu, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi berjenis dangkal. "Ini akibat adanya peningkatan aktivitas di sepanjang segmen sesar semangko," kata Anton.
Baca Juga:Gempa Magnitudo 5,7 Guncang Mentawai, Getaran hingga Payakumbuh