SuaraLampung.id - Masjid adalah tempat ibadah bagi umat Islam. di masjid, umat Islam biasanya menunaikan salat wajib berjamaah. Ibadah lain juga bisa dikerjakan di masjid.
Seperti membaca Alquran atau menggelar kajian agama. Namun tidak bagi tukang becak di Yogyakarta ini. Awalnya tukang becak ini memanfaatkan masjid untuk tempat membersihkan diri.
Namun tukang becak ini dimarahi oleh salah satu pengurus masjid. Pengurus masjid tak membolehkan lagi tukang becak ini mandi di masjid tersebut.
Masjid bukan tempat mandi, alasan si pengurus masjid. Tukang becak ini lalu menemukan sebuah masjid yang pengurusnya tidak melarangnya mandi di sana.
Baca Juga:Nyore (Part 2): Main ke 'Maldives' dan Rumah Para Mualaf Etnis Tionghoa
Masjid itu adalah Masjid Jogokariyan, Yogyakarta. Tidak hanya membolehkannya mandi, pengurus Masjid Jogokariyan juga mempersilakan si tukang becak meminta bantuan lain yang bisa dibantu.
Berkat kebaikan pengurus Masjid Jogokariyan, hati tukang becak ini tersentuh. Yang awalnya datang ke masjid hanya untuk mandi, si tukang becak mulai ikut salat berjamaah di masjid.
Tidak hanya itu, tukang becak ini pun sampai rela menyumbangkan semua uang rezekinya ke Masjid Jogokariyan. Kisah ini dirangkum oleh akun twitter @MasKarebet_21.

"Ustadz, saya mau infaq untuk masjid," ungkap sang tukang becak seraya menyerahkan enam lembar uang kertas berwarna biru bergambar I Gusti Ngurah Rai atau Rp 50 ribu.
"Kok banyak, Pak?" sahut Ustadz Muhammad Jazir, Ketua DKM Masjid Jogokariyan, terheran-heran.
Baca Juga:Modus Jadi Pengurus Masjid Minta Sumbangan, Pria Ini Malah Curi Ponsel
Ia tahu uang Rp 300 ribu merupakan nominal yang sangat besar bagi seorang tukang becak.