Pengakuan Eks Bomber Bali 1 Soal Jihadis dan Menjamurnya Paham Radikal

Menurut Ali Imron, bukan media komunikasi yang harus disoal dalam pemberantasan paham teroris, melainkan hubungan antara satu teroris dan teroris lainnya.

Riki Chandra
Sabtu, 17 April 2021 | 08:15 WIB
Pengakuan Eks Bomber Bali 1 Soal Jihadis dan Menjamurnya Paham Radikal
Ali Imron. (suara.com/Bagus Santosa)

SuaraLampung.id - Mantan bomber Bali I, Ali Imron blak-blakan menyebut menjamurnya paham radikal di Indonesia. Bahkan, para jihadis tidak akan kehilangan akal untuk menyebarkan pahamnya, meski jalannya dirintangi.

"Sekalipun misalkan sekarang ini Wawan (juru bicara BIN) dan pemerintah atau negara itu memotong semua hubungan elektroik, misalkan berhasil ya, itu pasti ada jalan (lain)," kata Ali Imron dalam diskusi bertajuk Tangkis Teroris, Jumat (16/4/2021).

Menurut Ali Imron, bukan media komunikasi yang harus disoal dalam pemberantasan paham teroris, melainkan hubungan antara satu teroris dan teroris lainnya.

Dulu, kata Ali Imron, pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden, sudah tidak menggunakan gawai atau alat elektronik untuk berkomunikasi, melainkan dengan menggunakan surat.

Baca Juga:Eks Bomber Bali 1, Ali Imron Sebut Peta Terorisme di Indonesia Mengerikan

Kakak kandungnya, Mukhlas alias Ali Gufron yang merupakan otak bom malam Natal 2000 dan bom Bali 2002 pernah mengirimkan surat kepada Osama bin Laden sebelum dieksekusi mati pada 2007.

"Kalau kami bertiga jadi dieksekusi Indonesia, Al Qaeda harus mengadakan pembalasan sebesar-besarnya di Indonesia, itu isi suratnya," tuturnya.

Seiring berjalannya waktu, gaya komunikasi penyebar paham radikali berubah menjadi lebih modern, yakni dengan memanfaatkan aplikasi pesan instan.

Mereka kerap melakukan perekrutan kilat para calon teroris-teroris baru.

Menurut Ali Imron, upaya dari pemerintah untuk memutus penyebaran paham radikal di dunia maya tidak membuat para teroris kemudian menciut.

Baca Juga:Mantan Terpidana Bom Bali: Jihadis Pantang Menyerah, Meski Jalan Dihalangi

Ali Imron mengatakan yang harus ditekankan adalah deradikalisasi dan sosialisasi agar menyelamatkan masyarakat dari penyebaran paham radikal.

Berita Terkait

Dedi Mulyadi terkadang memang terlihat melo

denpasar | 11:13 WIB

Aktor Tio Pakusadewo bercerita soal dirinya yang berhenti menggunakan narkoba usai bertemu pelaku bom Bali.

metro | 14:25 WIB

Aktor kawakan Tio Pakusadewo mengaku sudah berhenti dari mengonsumsi narkoba. Yang mengejutkan, dia berhenti dari narkoba salah satunya karena pelaku bom Bali.

denpasar | 14:42 WIB

Dia biasa dipanggil ustadz di sana, dan orang yang paling bebas keluar masuk karena dia sudah 17 tahun disana, hukumannya sendiri seumur hidup

ntb | 15:53 WIB

Ali Imron lalu menawarkan diri untuk mengajar Tio Pakusadewo mengaji

sumatera | 13:05 WIB

News

Terkini

Dokter Zam Zanariah ketahuan berpartisipasi dalam kegiatan pertemuan relawan Anies Baswedan

News | 15:00 WIB

keadaan PLTS di Way Haru yang dibangun pada tahun 2016 dan hanya berfungsi tujuh bulan saja,

News | 14:26 WIB

sejumlah mahasiswa yang menuntut pihak Rektorat UIN Raden Intan Lampung menghapus pungutan liar (Pungli)

News | 16:49 WIB

pernah melihat langsung seorang ART loncat pagar tembok belakang rumah terduga pelaku inisial S.

News | 13:43 WIB

Lokasi tempat pembangunan tower BTS 4G Bakti Kominfo itu terletak di Desa Wayharu Kecamatan Bengkunat

News | 13:19 WIB

Selain itu, Karomani juga diwajibkan membayar uang pengganti kerugian negara senilai Rp8 miliar 75 juta.

News | 21:39 WIB

Mereka setiap hari dianiaya majikan dan anak-anaknya. Parahnya lagi ada yang sampai ditelanjangi.

News | 20:00 WIB

Majelis hakim menjatuhkan hukuman pidana penjara selama 4,6 tahun terhadap terdakwa Heryandi dan M Basri.

News | 16:41 WIB

kenaikan tarif Tol Bakter sesuai UU Jalan Nomor 2 tahun 2022

News | 10:25 WIB

Saat ditemukan, posisi jenazah ditutupi semak-semak

News | 20:11 WIB

kedua bacaleg berstatus ASN itu mencalonkan diri sebagai Bacaleg di DPRD Bandar Lampung.

News | 17:06 WIB

Tiga rumah yang mengalami kebakaran itu diketahui milik warga bernama Nasrudin, Ipin, dan Sri Sulastri.

News | 17:00 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan hadir untuk membuka acara tersebut bersama lima menteri Kabinet Indonesia Maju

News | 14:26 WIB

Kedatangan tim KPK ke RSUDAM Lampung meminta data untuk pemeriksaan LHKPN Reihana

News | 16:54 WIB
Tampilkan lebih banyak