SuaraLampung.id - Gaya hidup minum minuman keras menjadi tren di kalangan remaja metropolitan seperti Jakarta. Ini bisa dilihat dari tempat-tempat nonkrong anak muda Jakarta yang menyediakan minuman keras.
Gaya hidup anak remaja yang minum minuman keras ini ternyata dipengaruhi faktor lingkungan. Teman adalah faktor paling kuat yang membuat remaja Jakarta menjadi peminum minuman keras.
Survei dari Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menemukan kondisi itu terjadi pada anak-anak remaja di DKI Jakarta.
Survei dilakukan pada 2019 teehadap 199 siswa di Jakarta. Ditemukan bahwa bahwa lebih dari setengah partisipan familiar dengan alkohol juga pernah mengonsumsinya karena dipaksa teman.
Baca Juga:Enggak Sopan! 5 Remaja Bengal Ini Pesta Miras di Makam Para Pahlawan
"Ternyata 108 remaja mengenal alkohol seperti apa dan juga sebagian besar partisipan mengatakan bahwa Kenapa mereka menggunakan NAPZA, termasuk alkohol, karena dipaksa temannya," kata dokter spesais kedokteran jiwa Dr. dr. Kristiana Siste, Sp.KJ(K)., dalam webinar daring dari FKUI, Rabu (10/3/2021).
Alasan lainnya karena ada konflik keluarga juga untuk mengurangi stres. Ketiga alasan itu, menurut dokter Kriatiana, yang paling banyak diutarakan para remaja. Mudahnya akses terhadap alkohol juga jadi salah satu penyebab remaja sulit berhenti mengonsumsinya.
"Sebanyak 20 persen dari mereka mendapatkan alkohol tanpa kartu identitas dengan membeli di toko. Jadi karena aksesnya mudah dan tidak ada dukungan sosial dan bisa didapatkan di mana saja. Bahkan ada yang mengatakan karena murah," kata Kristiana.
Dari survei juga ditemukan bahwa 34 anak remaja pernah menggunakan NAPZA, termasuk alkohol. Sebagian besar mulai menggunakan sejak usia 11 sampai 15 tahun.
"Dari 34 partisipan itu juga sudah pernah mencoba menggunakan rokok dan sebagian besar pernah mengoonsumsi alkohol. Jadi alkohol dan rokok adalah dua zat yang sering dikonsumsi oleh remaja," ucapnya.
Baca Juga:Kapal Ditangkap di Batam Selundupkan Rokok dan Minuman Keras
Menurut Kristiana, seseorang yang mengonsunsi alkohol tidak akan langsung menjadi kecanduan. Ada beberapa tahap yang akan dialaminya sebelum akhirnya kesulitan untuk berhenti minum alkohol. Ia menejlaskan bahwa tahap awal, orang biasanya minum alkohol hanya untuk mencoba.
"Lalu untuk rasa bersenang-senang bersama teman, reguler setiap bulan, kemudian menjadi kebiasaan, misalnya seminggu tiga kali sampai kemudian jadi kecanduan," tutur Kristiana.