SuaraLampung.id - Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialami seorang bocah 11 tahun terbongkar oleh seorang pelayan restoran.
Pelayan bernama Flavaine Carvalho curiga melihat perilaku seorang anak saat makan bersama keluarganya. Anak tersebut tidak memesan makanan apapun.
Dari sinilah kecurigaan Flavaine bermula. Menyadur People, Flavaine bekerja di restoran Mrs. Potato pada saat tahun baru. Kala itu, ada sebuah keluarga yang berkunjung.
Meski begitu, Flavaine merasa aneh karena mereka tidak memesan apa-apa untuk anak 11 tahun tersebut. Ia pun bertanya apakah ada yang salah dengan makanan mereka.
Baca Juga:Pelayan Perempuan Tuai Pujian, Selamatkan Anak Korban KDRT saat Bekerja
Saat itu, si ayah tiri mengatakan bahwa anaknya akan makan di rumah nanti. Namun, Flavaine menyadari keanehan lain.
Selain tidak dipesankan makanan, Flavaine menyadari bahwa ada memar di wajah dan lengan anak laki-laki tersebut. Ia pun memutuskan untuk turun tangan.
"Aku bisa melihat goresan besar di antara alisnya. Beberapa menit kemudian, aku melihat memar di samping matanya. Aku merasa ada yang salah," ungkap pelayan perempuan tersebut. "Aku tidak bisa melihatnya pergi tanpa bantuan."
Agar tidak ketahuan oleh si orangtua, perempuan tersebut menulis "Apakah kamu butuh bantuan?" dalam ukuran besar di atas kertas. Ia kemudian berdiri di belakang orangtua si anak agar tidak terlihat.
Saat si anak membaca kertas tersebut dan mengangguk, Flavaine lekas menghubungi polisi untuk meminta bantuan.
Baca Juga:Viral Curhat Gadis Soal Ayah Tirinya yang Ringan Tangan, Adik Sampai Memar
"Aku sangat khawatir dan tidak tahu harus berbuat apa, bisakah kalian memberiku saran? Anak laki-laki itu memar dan tidak makan," ujar Flavaine saat menelepon polisi.
Untunglah, pihak berwenang segera datang dan mewawancara anak tersebut. Saat ditanya, terungkap bahwa anak laki-laki 11 tahun itu menjadi korban KDRT ayahnya.
Anak itu menyebutkan bahwa dia sudah diikat, digantung dari pintu, dipukul dengan sapu, bahkan hingga diborgol. Ia juga tidak diberi makan sebagai bentuk hukuman.
Berkat laporan Flavaine, kini ayah tiri dari anak laki-laki tersebut ditahan. Sementara, si ibu juga ditangkap karena tahu soal KDRT yang ada tapi tidak mencari bantuan medis.
Sementara, anak laki-laki 11 tahun tersebut bersama saudaranya yang berumur 4 tahun kini sudah berada di bawah Departemen Anak dan Keluarga Florida.
Di sisi lain, Flavaine Carvalho mendapat pujian dari publik karena sudah berhasil menyadari keanehan yang ada serta berani melaporkan tindak KDRT tersebut.
"Apa yang sudah dilalui anak tersebut adalah penyiksaan. Jika Ms. Carvalho tidak mengatakan sesuatu saat melihatnya, anak itu mungkin tidak akan bertahan lebih lama lagi," ujar polisi