SBY merasa tidak pas dengan cara perploncoan seperti itu. Ia bertekad jika menjadi pimpinan di TNI, akan mengubah tradisi perploncoan tersebut.
Yang ditakutkan SBY, ketika plonco terjadi, kita tidak tahu kondisi fisik sang perwira yang diplonco.
Jika kondisi fisik perwira tersebut sedang buruk, ditakutkan akan jatuh pingsan saat menjalani plonco.
Apabila seorang komandan sampai pingsan maka wibawanya akan jatuh di mata anak buah.
Baca Juga:Karena Kulitnya Bersih, Kemampuan SBY Pimpin Pasukan Diragukan Jenderal
Akhirnya setelah menjalani serangkaian plonco tadi, SBY menjabat Komandan Batalyon Infanteri 744.
Batalyon itu berisi sepenuhnya putra asli Timor Timur. SBY menjadi komandan Batalyon Infanteri 744 selama 2,5 tahun.
Setelah menjadi Komandan Batalyon 744, SBY ditarik menjadi perwira pembantu muda operasi di Kodam Udayana.