SuaraLampung.id - Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Lampung mencatat 15 titik jalan nasional rawan kemacetan dan tiga titik rawan kecelakaan.
Kepala BPJN Lampung Susan Novelia mengatakan, Lampung menjadi salah satu destinasi wisata favorit masyarakat sehingga masyarakat perlu tahu titik-titik jalan macet dan rawan kecelakaan.
Ia mengatakan sebanyak 15 titik rawan kemacetan di ruas jalan nasional tersebut banyak di lokasi yang melewati pasar tradisional atau pusat perbelanjaan.
"Jadi, titik rawan macet ini biasanya terjadi di ruas jalan yang melintasi area pasar tumpah atau pusat pertokoan, kemudian ruas jalan menuju tempat atau kawasan wisata, dan di daerah persimpangan jalan," katanya, Kamis (26/12/2024).
Untuk titik ruas jalan nasional yang rawan terjadi kemacetan meliputi Pasar Unit II Kabupaten Tulang Bawang, kemudian kemacetan tingkat ringan hingga padat akibat adanya pasar tradisional juga di ruas jalan Tulang Bawang-Bandar Jaya Kabupaten Lampung Tengah.
Lalu, di persimpangan Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan, ruas jalan Sukadana Way Jepara akibat ada pasar, Natar Lampung Selatan akibat kepadatan di Pasar Natar, kemacetan di Terbanggi Besar karena Plaza Bandar Jaya, persimpangan Hajimena Natar, Kalianda Lampung Selatan kepadatan terjadi akibat adanya tempat wisata.
Kemudian, di Persimpangan Tataan tepat di Tugu Pengantin Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, Pasar Pringsewu, Pasar Krui Kabupaten Pesisir Barat, Simpang Pasar Liwa Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat, Blambangan Umpu, Persimpangan Kotabumi Selatan, Simpang Tugu Cokelat-Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran.
"Selain rawan macet, ada tiga titik yang rawan terjadi kecelakaan, karena tanjakan yang tajam, sehingga rawan kendaraan yang mengalami rem blong," kata Susan.
Menurut dia, tiga titik rawan kecelakaan di ruas jalan nasional meliputi di daerah Tarahan, Katibung Kabupaten Lampung Selatan dengan kondisi jalan menurun tajam dan rawan terjadi rem blong pada kendaraan.
Baca Juga: Waspada! Kecelakaan Lalu Lintas di Pesisir Barat Melonjak di 2024, 24 Orang Tewas
Lalu, di daerah Balimbing Kota Agung Timur Kabupaten Tanggamus dengan kondisi serupa, yaitu jalan menurun tajam disertai tikungan tajam.
Kemudian, di Lintas Barat Sumatera menuju Kabupaten Pesisir Barat dan Kabupaten Lampung Barat, serta di daerah Lemong, Kabupaten Pesisir Barat memiliki kondisi jalan yang berkelok tajam dan menanjak.
"Dengan adanya ini diharapkan pengguna jalan dapat lebih berhati-hati saat melakukan perjalanan liburannya di akhir tahun," ujar dia. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Waspada! Kecelakaan Lalu Lintas di Pesisir Barat Melonjak di 2024, 24 Orang Tewas
-
Tumpahan Solar di Lembah Hijau Bandar Lampung, Polisi Sigap Atasi Kemacetan
-
Sebaran Titik Rawan Kecelakaan dan Kemacetan di Lampung Selama Libur Nataru
-
Truk Boks Gagal Nanjak di Turunan Mutun, 4 Kendaraan Ringsek
-
Tergiur Kredit Mobil DP Murah, Warga Lampung Tengah Kehilangan Rp15 Juta
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Gubernur Mirza Soroti Lulusan SMA Lampung Cuma 20 Persen yang Kuliah, Ada Apa?
-
Lokasi Sekolah Garuda di Lampung Selatan: Pemandangan Indah Jadi Pertimbangan
-
Cengkih Lampung Terkontaminasi Zat Radioaktif, Balai Karantina Lampung Buka Suara
-
Perkuat Likuiditas, BRI Dukung Pembiayaan UMKM dari Dana Pemerintah
-
Cengkeh Lampung Terkontaminasi Zat Radioaktif Cesium-137, Bagaimana Nasib Petani dan Ekspor?