SuaraLampung.id - Provinsi Lampung telah didiami manusia cukup lama bahkan sejak zaman batu. Zaman batu adalah era prasejarah atau praaksara dimana belum ditemukannya aksara.
Zaman batu dibagi dalam beberapa periode yaitu zaman batu tua (paleolitikum), zaman batu tengah (mesolitikum), zaman batu muda (neolitikum), dan juga zaman batu besar (megalitikum).
Di Lampung sendiri ditemukan beberapa peninggalan dari era zaman batu.
Berikut sejumlah peninggalan zaman batu di Lampung dikutip dari buku "Sejarah Daerah Lampung" terbitan terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kantor Wilayah Provinsi Lampung tahun 1997.
Baca Juga: Pejabat Polda Lampung Ramai-ramai Turun ke Sekolah-sekolah, Ada Apa Ya?
1. Di Kalianda
Di Kalianda diketemukan sisa-sisa masa Paleolitikum yaitu berupa kapak genggam dari yang masih sangat sederhana. Sekarang benda tersrebut berada di Museum Pusat, Jakarta.
Selain itu juga diketemukan sisa tempat tinggal dan pemujaan berupa batu-batu besar berjejer, merupakan dolmen dan menhir.
Kemungkinan tempat tinggal itu dipergunakan secara terus menerus. Mungkin sekali selain Kalianda ada juga tempat lain yang seusia dengan masa Paleolitik, tetapi hal itu memerlukan penelitian lebih lanjut.
2. Di Pesisir Barat
Baca Juga: SDM Terbatas, Bawaslu Lampung Dorong Peran Aktif Masyarakat Awasi Pemilu 2024
Peninggalan dari masa Mezolitikum jarang terdapat di Lampung, bahkan hampir tidak ada. Di Way Menulah, Kecamatan Pesisir Utara, Kabupaten Pesisir Barat, ditemukan Kyokkenmodinger, yang mungkin sekali bekas tempat tinggal manusia mezolitik.
Gua-gua yang diketemukan mungkin juga dahulunya tempat tinggal manusia, hanya masih memerlukan penye- lidikan lebih lanjut.
Sejumlah gua itu adalah Gua Tamiang, Gua di Giham, Gua di Napal Handak dan di Ulu Semong.
Di daerah Walur, Kecamatan Pesisir Utara, Kabupaten Pesisir Barat, diketemukan guci yang tertanam.
Di dalamnya berisi kapak-kapak Neolitik sejumlah kira-kira 60 buah itu terbuat dari batu mulia sejenis : Calchedon, Jaspis dan lain-lain kapak sejenis ini banyak diketemukan penduduk, dan sering disebut gigi petir.
Berita Terkait
-
Libur Lebaran di Lampung? Ini 6 Destinasi Wisata Seru yang Wajib Dikunjungi
-
Seorang Polisi Jadi Korban Begal di Cikarang, Honda Scoopy Miliknya Dibawa Kabur
-
KSAD Maruli Ungkap Nasib 2 Prajurit Penembak Mati 3 Polisi di Lampung: Kemungkinan Dipecat!
-
Jenderal Maruli: Pemecatan Pelaku Penembakan 3 Polisi Tunggu Vonis Pengadilan
-
Daftar Harga Tiket Bus AKAP Jakarta-Lampung untuk Mudik Lebaran 2025, Murah Meriah
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Pantang Kalah! Ini Potensi Bencana Timnas Indonesia U-17 Jika Kalah Lawan Yaman
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaik April 2025
-
Kurs Rupiah Selangkah Lagi Rp17.000 per Dolar AS, Donald Trump Biang Keroknya
-
Libur Lebaran Usai, Harga Emas Antam Merosot Rp23.000 Jadi Rp1.758.000/Gram
-
Jadwal Timnas Indonesia U-17 vs Yaman, Link Live Streaming dan Prediksi Susunan Pemain
Terkini
-
Ini Kisah Sukses UMKM Binaan Gelap Ruang Jiwa Setelah Ikut BRI UMKM EXPO(RT) 2025
-
BRI Naikkelaskan UMKM Unici Songket Silungkang untuk Tembus Pasar Internasional
-
Dukung BUMN, BRI Siapkan Posko Arus Balik Lebaran 2025 dari Bandara sampai Rest Area
-
Jalan Bandar Lampung Mulus Tapi Rentan Rusak? Menteri PU Ungkap Biang Keroknya
-
Arus Balik Memuncak! Polisi Terapkan Sistem Tunda di Pelabuhan Bakauheni