SuaraLampung.id - Nurhayati, Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Desa Sriwangi, Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur, kesulitan pulang karena tidak punya biaya.
Mistini mengatakan, keponakannya (Nurhayati) ingin pulang ke Indonesia setelah lima bulan belakangan ini tinggal di KBRI Riyadh.
Selama di KBRI, Nurhayati menunggu hak gajinya yang 15 tahun belum dibayar yang sedang diurus oleh pihak relawan Pekerja Migran.
Karena belum ada kejelasan soal gajinya, PMI tersebut ingin pulang ke Indonesia.
Baca Juga: SBMI Mart Diharapkan Tingkatkan Kesejahteraan PMI dan Keluarganya
"Tapi kalau pulang ke Indonesia harus suruh biaya sendiri untuk pembelian tiket, sementara gaji ponakan saya saja selama 15 tahun tidak dibayar," kata Mistini, Jumat (4/11/2022).
Sementara Mistini menerangkan, orang tua Nurhayati warga kurang mampu yang sehari-harinya bekerja buruh serabutan.
Kondisi ekonomi ini tentu untuk tidak bisa membuat keluarga Nurhayati membeli tiket pesawat dari Arab Saudi ke Indonesia.
"Saya berharap pemerintah bisa membantu kepulangan ponakan saya, dan keponakan saya berangkat secara legal," kata Mistini.
Sementara Ketua umum GARDA Buruh Migran Indonesia (BMI) Imam Subali membenarkan apa yang telah disampaikan Mistini tentang persoalan Nurhayati.
Baca Juga: Disparpora dan Dekranasda Lamtim Gelar Pelatihan Pembuatan Souvenir dan Kerajinan Tangan
Kata Imam, nasib PMI Nurhayati asal Lampung yang diperbudak di Saudi Arabia selama belasan tahun masih terkatung-katung di KBRI.
Belum ada kepastian kapan haknya bisa di terima dan kapan bisa berkumpul dengan keluarganya yang sudah 16 tahun lebih terpisah.
Informasi dari pihak KBRI mengenai hak gajinya masih menunggu eksekusi dari otoritas Saudi yang belum ada kepastian.
"Entah sampe kapan, mengenai proses kepulangan PMI tersebut bisa kembali ke pihak keluarga"kata Imam Subali.
Ironisnya kata Imam, KBRI tidak memiliki anggaran untuk memulangkan PMI tersebut, sungguh malang nasib Nurhayati.
Dan peristiwa itu menggambarkan bahwa nasib pahlawan devisa yang sudah menyumbang devisa ratusan triliyun untuk negara namun tidak diperhatikan sama sekali.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
SBMI Mart Diharapkan Tingkatkan Kesejahteraan PMI dan Keluarganya
-
Disparpora dan Dekranasda Lamtim Gelar Pelatihan Pembuatan Souvenir dan Kerajinan Tangan
-
Gubernur Arinal Lepas 250 PMI Bersertifikat Kompetensi Asal Lampung ke Berbagai Negara
-
Indeks PMI Manufaktur RI Melambat, Tanda Ekonomi Mulai Melorot?
-
Tewasnya Gajah Jinak di Taman Nasional Way Kambas, Dari Dokter Sampai Kepala Balai Bungkam
Terpopuler
- Cerita Pemain Keturunan Indonesia Tristan Gooijer Tiba di Bali: Saya Gak Ngapa-ngapain
- Review dan Harga Skincare GEUT Milik Dokter Tompi: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- 5 Motor Matic Bekas Murah: Tampang ala Vespa, Harga Mulai Rp3 Jutaan
- Harley-Davidson Siapkan Motor yang Lebih Murah dari Nmax
- Simon Tahamata Dihujat Pendukung RMS: Ia Berpaling Demi Uang!
Pilihan
-
Shayne Pattynama Tulis Prediksi Skor Timnas Lawan China di Sandal
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP Terbaik 2025: Layar AMOLED, Harga Rp2 Jutaan
-
Manchester United Hancur Lebur: Gagal Total, Kehabisan Uang, Pemain Buangan Bersinar
-
Srikandi di Bali Melesat Menuju Generasi Next Level Dengan IM3 Platinum
-
30 Juta Euro yang Bikin MU Nyesel! Scott McTominay Kini Legenda Napoli
Terkini
-
BRI Berperan Aktif Ikut Cetak Generasi Tangguh, Lewat Sponsorship GFL Series 3
-
Buruan Klaim 3 Amplop DANA Kaget Hari Ini Senilai Ratusan Ribu Rupiah
-
Daftar Link DANA Kaget Aktif, Begini Cara Klaim Saldo Gratis yang Aman dari Penipuan!
-
Ekspor Ambruk, Ekonomi Lokal Jadi Benteng Utama Dunia Usaha
-
Dompet Digitalmu Kosong? Coba Cek 5 Link DANA Kaget Hari Ini