SuaraLampung.id - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Lampung membeberkan hasil uji laboratorium terhadap limbah minyak PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore Southeast Sumatra (OSES) yang mencemari pantai Lampung Timur.
Kadis Lingkungan Hidup Provinsi Lampung Emilia Kusumawati mengatakan, hasil uji lab terhadap limbah minyak menyebutkan bahwa masih di bawah ambang batas.
Hasil uji lab ini disampaikan Kadis Lingkungan Hidup Provinsi Lampung Emilia Kusumawati kepada wartawan saat meninjau Pantai Lampung Timur bersama manajemen PT PHE OSES, Rabu (13/9/2022) kemarin.
Kesimpulan tersebut juga sekaligus mengonfirmasi tidak adanya laporan kerusakan lingkungan.
"Yang kami pegang kan ada tidaknya laporan dan secara ilmiah uji lab itu," ujarnya.
Head of Comrel & CID PHE OSES Indra Darmawan mengatakan tumpahan minyak di Pantai Lampung Timur sudah rampung dibersihkan.
"Pembersihan telah dilakukan secara baik dan menyeluruh," kata Indra Darmawan.
Menurut Indra, jika masih ditemukan sejumlah ceceran minyak yang muncul di pinggir pantai, itu merupakan sisa minyak sebelumnya yang terbawa arus dan baru mendarat saat ini. Dari pengamatan di lapangan, volumenya pun sedikit.
"Kalau masih ada ceceran, itu sisa kemarin. Bukan akibat ada kebocoran pipa baru," katanya pula.
Baca Juga: Kemenko Marves Dorong Adanya Konsorsium Kedaulatan Digital Bawah Laut
Dia menyatakan, PHE OSES menempatkan enam personel sebagai koordinator pembersihan di Labuhan Maringgai untuk terus memonitor dan membersihkan ceceran minyak yang tersisa.
Tanggapan Petambak
Ribuan hektare tambak udang milik warga berdampingan dengan Pantai Labuhan Maringgai. Kebutuhan baku air asin tambak-tambak udang vanamei dan windu ini mengandalkan dari air laut.
Adanya tumpahan ceceran minyak di Pantai Labuhan Maringgai yang terjadi pada 14 Juli 2022, memang sempat membuat para petambak khawatir.
Ahmad Novianto (33), petambak di Desa Bandar Negeri ditemui Kamis, mengatakan awalnya sempat khawatir air laut terpengaruh minyak yang menggenang dan dapat membahayakan budi daya udang.
"Awalnya memang khawatir, tapi setelah ada pembersihan secara cepat dan kami mendapat penjelasan dari pihak terkait, katanya tidak berbahaya untuk budi daya sehingga kami tidak khawatir lagi," kata Ahmad.
Berita Terkait
-
Kemenko Marves Dorong Adanya Konsorsium Kedaulatan Digital Bawah Laut
-
Kakek Hamid dari Indonesia ke Mekkah Arab Saudi Umrah Pakai Sepeda, Perjalanan Satu Tahun
-
Anak Buah Kapal Ikan Jatuh ke Laut Uluwatu Bali, Korban asal Jawa Barat
-
Ulasan Buku Laut Bercerita: Kisah Penghilangan Paksa Mahasiswa Aktivis Era Orde Baru
-
Tampil di One Piece Film: RED, Berikut Profil Shanks Si Rambut Merah
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
3 Trik Nasi Pulen dan Wangi untuk Masak Harian ala Ibu-Ibu Hemat Alfamart
-
Tarif Tol Bakauheni-Terbanggi Besar Naik Akhir Bulan, Rincian Lengkap Biaya Terbarunya
-
Sat Set Promo Indomaret! 11 Snack & Yogurt Viral Mulai Rp3 Ribuan, Wajib Borong
-
Dukung Pertumbuhan di Sektor Riil, BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan untuk PT SSMS
-
Badan Informasi Geospasial Berikan Penghargaan Bhumandala Award 2025 Kepada Pemkot Metro