SuaraLampung.id - Perusahaan roket swasta SpaceX memecat lima karyawan karena mengedarkan surat yang mengkritik sang pendiri yakni Elon Musk.
SpaceX mendesak para eksekutif untuk membuat budaya perusahaan lebih inklusif. Dikutip dari Reuters, Sabtu, SpaceX tidak segera menanggapi permintaan komentar.
The New York Times sebelumnya melaporkan bahwa SpaceX telah memecat karyawan yang terkait dengan surat itu, menurut tiga karyawan yang mengetahui situasi tersebut. Ia tidak merinci jumlah karyawan yang diberhentikan.
Presiden SpaceX Gwynne Shotwell mengirim email yang mengatakan perusahaan telah menyelidiki dan "menghentikan sejumlah karyawan yang terlibat" dengan surat itu, kata New York Times.
Baca Juga: Harga Tesla di Amerika Serikat Mengalami Kenaikan Karena Kondisi Ini
Surat kabar itu mengatakan email Shotwell menunjukkan karyawan yang terlibat dalam mengedarkan surat itu telah dipecat karena membuat staf lain merasa "tidak nyaman, terintimidasi dan diintimidasi, dan/atau marah karena surat itu menekan mereka untuk menandatangani sesuatu yang tidak mencerminkan pandangan mereka".
Reuters tidak dapat secara independen mengkonfirmasi laporan itu.
Musk sedang mengejar tawaran 44 miliar dolar AS untuk Twitter dan telah memperjelas dukungannya terhadap kontrol yang lebih bebas pada pidato di situs tersebut.
Pada hari Kamis (15/6/2022) Elon Musk mengatakan kepada karyawan Twitter bahwa platform tersebut harus mengizinkan "hal-hal yang sangat keterlaluan" selama kontennya tidak ilegal.
Surat SpaceX, dengan judul "surat terbuka kepada Eksekutif SpaceX," yang dilihat oleh Reuters, menyebut Musk sebagai "gangguan dan rasa malu" bagi perusahaan yang ia dirikan.
Baca Juga: Harga Mobil Tesla Naik Hingga 5 Persen Akibat Kelangkaan Bahan Baku
Dalam daftar tiga tuntutan, dikatakan "SpaceX harus dengan cepat dan eksplisit memisahkan diri dari merek pribadi Elon", "memegang tanggung jawab semua pimpinan secara setara untuk menjadikan SpaceX tempat yang bagus untuk bekerja bagi semua orang" dan "mendefinisikan dan menanggapi secara seragam semua bentuk perilaku yang tidak dapat diterima".
Berita Terkait
-
Komdigi Sambut Investasi Amazon Kuiper ke Indonesia, Jadi Pesaing Satelit Starlink
-
Setelah Starlink, Telkom Yakin Bisa Bersaing dengan Satelit Amazon Kuiper
-
Amazon Kuiper Mau Investasi Rp 327 Miliar ke Indonesia, Jadi Pesaing Baru Starlink Elon Musk
-
PHK Massal di VOA: Kontraktor Terancam Deportasi, Misi Kebebasan Pers Hancur?
-
Roket Spanyol Tantang Elon Musk, Miura 5 Siap Guncang Industri Antariksa?
Terpopuler
- Mudik Lebaran Berujung Petaka, Honda BR-V Terbakar Gara-Gara Ulang Iseng Bocah
- Persija Jakarta: Kalau Transfer Fee Oke, Rizky Ridho Mau Ya Silahkan
- 3 Pemain Liga Inggris yang Bisa Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Lawan China dan Jepang
- Pemain Kelahiran Jakarta Ini Musim Depan Jadi Lawan Kevin Diks di Bundesliga?
- Infinix Hot 50 vs Redmi 13: Sama-sama Sejutaan Tapi Beda Performa Begini
Pilihan
-
Mees Hilgers Dituduh Pura-pura Cedera, Pengamat Pasang Badan
-
Anthony Elanga, Sang Mantan Hancurkan Manchester United
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
-
Terungkap! MisteriHilangnya Oksigen di Stadion GBK Saat Timnas Indonesia vs Bahrain
-
Tolak Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Ini Bakal Setim dengan Cristiano Ronaldo
Terkini
-
Waspada Penipuan, BRI: Rajin Memverifikasi dan Jangan Percaya pada Informasi Tak Jelas Sumbernya
-
BRI Menanam Grow & Green untuk Lestarikan Ekosistem Laut di NTB
-
Nasabah Tak Perlu Khawatir, Super Apps BRImo dari BRI Siap Layani Transaksi Selama Libur Lebaran
-
AgenBRILink dari BRI Memudahkan Transaksi Keuangan Selama Mudik Idulfitri 1446 H
-
Rumah Thomas Riska Disatroni Perampok, 1 Penjaga Tewas Dihabisi Pelaku