Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Jum'at, 27 Mei 2022 | 13:13 WIB
Kronologi penembakan di SD di Texas AS. [Foto: AFP]

SuaraLampung.id - Departemen Keselamatan Publik (DPS) Texas mengungkap kronologi penembakan di sebuah sekolah dasar Rob Elementary School pada Selasa (24/5/2022) lalu. 

Versi DPS Texas menyebutkan pelaku penembakan masuk ke sekolah dasar lewat pintu yang tak dikunci lalu membunuh 19 siswa dan dua guru.

Pelaku sempat menyandera sebuah kelas selama satu jam sebelum diserbu dan ditembak mati oleh tim taktis.

Penjelasan resmi itu sangat berbeda dengan yang disampaikan polisi sebelumnya, sehingga mengundang pertanyaan tentang aturan keamanan di sekolah itu dan respons dari penegak hukum.

Baca Juga: Kronologi Baru yang Diungkap Soal Penembakan di SD Texas: Pelaku Masuk Lewat Pintu yang Tak Dikunci

Kompleks pendidikan yang berada di Uvalde, Texas, itu – sekitar 130 km arah barat San Antonio – menerapkan kebijakan untuk mengunci semua akses masuk, termasuk pintu kelas, sebagai tindakan pengamanan.

Namun, seorang siswa mengatakan kepada Reuters bahwa pada hari kejadian beberapa pintu tidak dikunci agar orang tua siswa dapat masuk untuk merayakan "hari penghargaan".

Kronologi baru yang terperinci itu muncul beberapa jam setelah beredar video-video yang memperlihatkan sejumlah orang tua siswa tampak putus asa di luar gedung sekolah selama penyerangan berlangsung.

Mereka memohon kepada aparat keamanan untuk menyerbu masuk ke sekolah, sementara beberapa ayah siswa tampak dicegah oleh aparat.

Insiden tersebut menjadi kasus penembakan sekolah paling mematikan di AS dalam hampir satu dekade.

Baca Juga: Anak Jadi Korban Tragedi Penembakan di AS, UNICEF Desak Perlindungan di Sekolah Diperketat

Tragedi itu menjadi semakin dramatis setelah media melaporkan bahwa suami salah satu guru yang tewas, meninggal akibat serangan jantung pada Kamis saat mempersiapkan pemakaman istrinya.

Dalam pengarahan pers, juru bicara DPS Victor Escalon mengatakan si penembak, Salvador Ramos, 18 tahun, masuk dengan bebas ke halaman sekolah setelah menabrakkan truk pikapnya di dekat lokasi. Penembakan terjadi 12 menit kemudian.

Laporan awal polisi mengatakan bahwa Ramos, yang berkendara dari rumahnya usai menembak dan melukai neneknya, dicegat oleh petugas polisi yang menjaga sekolah itu ketika dia berlari ke arah sekolah.

Faktanya, tak ada petugas bersenjata di sekolah itu ketika Ramos tiba, menurut Escalon. Dia mengatakan sebagian besar tembakan muncul di awal serangan.

Tersangka menabrakkan pikapnya di luar sekolah pada pukul 11.28 waktu setempat (23.28 WIB), menembak dua orang di rumah persemayaman di seberang jalan, lalu memanjat pagar sekolah dan berjalan ke dalam gedung melalui pintu belakang yang tidak dikunci pada 11.40 (23.40 WIB), kata Escalon.

Dua petugas yang merespons panggilan tiba di sekolah empat menit kemudian tetapi berlindung dari tembakan beruntun yang dilepaskan Ramos, kata Escalon.

Load More