SuaraLampung.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta orang tua untuk lebih cermat dalam membedakan tanda-tanda penyakit hepatitis akut dan penularan COVID-19 pada anak.
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, ada sejumlah gejala yang membedakan antara hepatitis akut dengan COVID-19.
“Kalau di COVID-19 demam menjadi tanda. Tapi kalau di hepatitis yang menjadi tanda adalah gangguan saluran pencernaan,” kata Siti Nadia Tarmizi dalam Talkshow Ngopi Bareng bertajuk “Perkembangan COVID-19 di Indonesia” yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis (19/5/2022).
Dia menyebutkan orang tua harus bisa mengenali gejala penyakit hepatitis akut yang saat ini sedang marak di masyarakat, yakni terjadinya gangguan saluran pencernaan pada anak, seperti mual, muntah, dan diare yang tidak diketahui penyebabnya.
Untuk gejala berat, berupa buang air kecil berwarna cokelat pekat seperti teh dan feses berwarna putih seperti pasir.
Satu hal yang menjadi kesamaan tanda dari kedua penyakit tersebut, katanya, demam. Hanya saja, demam pada hepatitis bersifat lebih ringan, sedangkan pada COVID-19 dapat mencapai suhu yang tinggi diikuti dengan batuk, pilek, serta kehilangan indera penciuman.
“Kita harus mengetahui gejala hepatitisnya, itu ada mual, muntah, dan diare. Pada hepatitis, jangan tunggu anak sampai sudah kuning baru dibawa ke rumah sakit,” ujar Nadia.
Guna mencegah potensi lebih banyak anak terkena hepatitis akut, ia mengimbau orang tua bersikap lebih waspada. Penularan penyakit hepatitis sebagian besar berasal melalui makanan (fecal-oral) dan sebagian kecil melalui udara.
Oleh sebab itu, setiap orang tua diimbau memberikan pemahaman pada anak arti dari pentingnya hidup sehat.
Baca Juga: Istri Sibuk, Suami Menenangkan Bayi Menangis Caranya Bikin Ngakak
Caranya, katanya, dengan memakan makanan yang bersih dan dikelola dengan baik, menggunakan alat makan masing-masing, dan tidak jajan sembarangan di sekolah.
Nadia juga meminta orang tua mengajak anak rajin mencuci tangan yang dapat menghindarkan anak terkena penyakit, seperti COVID-19 dan hepatitis. Kebiasaan mencuci tangan itu bisa menggunakan air dan sabun atau penyanitasi tangan.
“Cuci tangan merupakan basis dari hidup bersih dan sehat karena dengan mencuci tangan, kita bisa menghindarkan diri dari berbagai penyakit. Kita sudah membuktikan bahwa pada saat COVID-19, dengan cuci tangan kita bisa menyelamatkan diri kita dari penularan virus,” kata dia. (ANTARA)
Berita Terkait
Terpopuler
- Berapa Tarif Hotman Paris yang Jadi Pengacara Nadiem Makarim?
- Upgrade Karyamu! Trik Cepat Bikin Plat Nama 3D Realistis di Foto Miniatur AI
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Pelatih Irak Soroti Kerugian Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Cara Buat Foto Miniatur Motor dan Mobil Ala BANDAI dengan AI yang Viral di Medsos!
Pilihan
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
8 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Terbaik September 2025, Baterai Awet Kamera Bening
-
Harga Emas Naik Terus! Emas Antam, Galeri24 dan UBS Kompak di Atas 2 Juta!
-
Tutorial Dapat Phoenix dari Enchanted Chest di Grow a Garden Roblox
Terkini
-
BRI Komitmen Bangun UMKM Tangguh Lewat Ekosistem Keuangan Inklusif
-
Kopi Robusta Lampung Mendunia! Pemerintah Siapkan Jurus Jitu Dongkrak Ekspor
-
Bye-bye Sampah Popok! Inovasi Bumbi Selamatkan Sungai Brantas
-
Terjebak Rayuan Beracun, Siswi SMA di Pringsewu Jadi Korban Pemerasan Video Asusila Pacar
-
Buron Setahun, Perampok di Lampung Selatan Dicokok Polisi di Rumahnya