Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Selasa, 03 Mei 2022 | 09:47 WIB
Ilustrasi beruang madu di KWPLH Balikpapan. Tiga pekon di Tanggamus rawan konflik warga dengan beruang madu. [Dok. Yayasan Pronatura]

SuaraLampung.id - Tiga pekon (desa) yang berbatasan dengan hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) di wilayah Lampung rawan konflik dengan beruang madu.

Tiga Pekon tersebut yaitu, Pekon Margomulyo, Pekon Sukaraja dan Pekon Sedayu yang berada di Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus.

Konflik warga dengan beruang madu terakhir terpantau pada Jumat 29 April 2022 .Dua ekor kambing milik warga menjadi sasaran beruang.

"Persoalan konflik antara beruang dan manusia sudah sejak 2021 lalu," kata Kepala Resort Sukaraja, SPTN wilayah 1 Semalam, Jubaidi saat dikonfirmasi Minggu (1/5/2022).

Baca Juga: Kocak Pemudik Ini Bonceng Boneka, Ternyata Fans Raffi Ahmad

Menurut Jubaidi, binatang berkuku tajam tersebut membunuh kambing milik warga untuk diisap darahnya dan diambil organ tubuh bagian dalamnya.

Rata-rata beruang asal hutan TNBBS memasuki pemukiman warga malam hari sekitar pukul 22.30.

"Kemungkinan beruang memiliki naluri secara alami bahwa pada malam hari kondisi sepi dan kambing sedang beristirahat," ucap Jubaidi.

Sejak September 2021 hingga sekarang sudah ada 50 ekor kambing ternak milik warga yang menjadi sasaran beruang madu.

"Beruang liar asal hutan itu, setiap menjalankan aksinya beruang membongkar paksa kandang kambing," terang Jubaidi.

Baca Juga: Sedih Campur Kocak, Pemudik Asal Jakarta Bonceng Boneka Beruang Menuju Kampung Halaman, Publik: Terlalu Ngenes

Resort Sukaraja Atas, sudah melakukan upaya dengan menyarankan kepada masyarakat untuk membuat kandang anti serangan beruang dengan cara memasang kawat berduri di kandang kambing dan memasang alarm untuk deteksi dini  dengan menggunakan sinar infra merah.

"Sudah ada satu unit yg kami pasang sebagai uji coba dengan harapan masyarakat mau melakukan pemasangan sirine tersebut namun dengan biaya sendiri, sirine akan bekerja mengeluarkan suara ketika ada pergerakan beruang dan diharapkan dengan suara sirine beruang tersebut akan menghindar," kata Jubaidi.

Kontributor : Agus Susanto

Load More