SuaraLampung.id - Pendakwah Gus Miftah memandang salah satu tindakan yang menjadi awal pemicu terjadinya kasus radikalisme adalah penanaman rasa kebencian kepada pemimpin.
"Saya melihat, awal dari kasus-kasus intoleransi kemudian masuk ke dalam radikalisme, salah satunya adalah menanamkan kebencian kepada pemimpin," ujar Gus Miftah.
Hal itu disampaikan saat dia sebagai narasumber dalam Podcast Kafe Toleransi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bertajuk "Monopoli Kebenaran dan Fanatisme Agama" yang disiarkan di kanal YouTube Humas BNPT, sebagaimana dipantau di Jakarta, Sabtu (23/4/2022).
Jika ada pihak yang tidak setuju dengan kebijakan ataupun hal-hal yang dilakukan pemimpin dan menyakini hal tersebut keliru, Gus Miftah mengimbau mereka untuk menyampaikan nasihat atau meluruskan kekeliruan itu secara lembut, bukan dengan kebencian.
Baca Juga: Apa Dampak Larangan Ekspor Minyak Goreng yang Diberlakukan Jokowi?
Tindakan seperti itu pun diperintahkan oleh Allah SWT kepada Nabi Harun dan Nabi Musa saat mereka ditugasi untuk menasihati pemimpin Mesir yang zalim, yaitu Firaun.
Lebih lanjut, Gus Miftah menjelaskan salah satu penyebab munculnya penanaman kebencian oleh seseorang kepada pemimpin adalah karena adanya klaim kebenaran terhadap tafsir keagamaan yang dia pahami, kemudian memaksa orang lain untuk mengikuti pemahaman itu, bahkan dengan cara kekerasan.
"Sekarang, paham seperti ini di Indonesia sangat banyak, yaitu mengklaim apa yang dia tafsirkan adalah yang paling benar dan yang paling bahaya adalah dia bertindak seolah-olah mengatasnamakan Tuhan," kata Gus Miftah.
Ia pun menyampaikan contoh tindakan menanamkan kebencian kepada pemimpin yang pernah terjadi.
Salah satunya adalah saat Presiden Joko Widodo menginstruksikan para gubernur di seluruh Indonesia untuk membawa tanah dan air dari masing-masing daerahnya menuju lokasi ibu kota negara yang baru di Kalimantan Timur.
Baca Juga: Jokowi Larang Ekspor Minyak Goreng dan Bahan Bakunya Mulai 28 April 2022
Pada saat itu, ada beberapa oknum yang menilai Presiden Joko Widodo menyekutukan Allah atau syirik.
Padahal, kata Gus Miftah, perintah tersebut adalah bentuk pemahaman yang baik dari Presiden terhadap kearifan lokal dan budaya masing-masing daerah serta wujud dari komitmen untuk membawa persatuan.
Hal tersebut juga senada dengan konsep nasionalisme yang dikemukakan KH Hasyim Asy'ari melalui jargon hubbul wathon minal iman atau cinta Tanah Air adalah sebagian dari iman.
Dalam jargon tersebut, kata Gus Miftah, konsep al waton atau negara yang diusung oleh KH Hasyim Asy'ari bukan negara itu sendiri, melainkan Tanah Air. Di dunia, konsep ini pun hanya diusung oleh Indonesia.
"Makanya, jangan kaget atau memiliki persepsi yang salah saat Pak Joko Widodo meminta para gubernur membawa tanah dan air dari daerahnya saat memulai pembukaan ibu kota baru di Kalimantan. Ini hebatnya Pak Jokowi, menurut saya, yaitu beliau memahami kearifan lokal dan budaya masing-masing daerah," kata Gus Miftah.
Dengan demikian, kata dia, semangat yang dibawa dari langkah tersebut adalah semangat persatuan, bukan untuk menyekutukan Allah.
"Maka, kalau ada yang mengatakan Pak Joko Widodo syirik dan melakukan kelenik atau kegiatan perdukunan dengan meminta gubernur membawa tanah dan air, itu salah. Beliau membawa semangat persatuan," ucap Gus Miftah. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Pendidikan Willie Salim, Kasih Uang Tunai Rp100 Juta ke Penjual Es Teh yang Dimaki Gus Miftah
-
Buntut Hinaan Gus Miftah ke Penjual Es Teh, DPR Desak Kemenag Keluarkan Sertifikasi Juru Dakwah
-
Jennifer Coppen Soroti Permintaan Maaf Gus Miftah ke Penjual Es Teh: Mau Seribu Kali Pun ...
-
Prabowo Kasih Bantuan Modal Usaha ke Penjual Es yang Dihina Gus Miftah
-
Buntut Kontroversi Miftah Maulana, Akun Malaysia Senggol Budaya Indonesia: Dia Mabok Kuasa..
Terpopuler
- Siapa Pelat RI 26? Mobil Menteri Full Pengawalan Resahkan Warga: Berisik Banget
- Marselino Ferdinan Tinggalkan Oxford United, Pelatih: Dia Tidak akan Kembali...
- Farhat Abbas Bakal Lapor KPK, Ketakutan Denny Sumargo Terbukti
- Senyum-senyum, Reaksi Anggota TNI Dengar Pidato Gibran Tuai Sorotan: Jadi Ikut Ketawa..
- Kisruh Uang Donasi Tak Kunjung Rampung, Hotman Paris Sentil Agus Salim: Harusnya dari Awal...
Pilihan
-
Harga Emas Antam Hari Ini Berbalik Meroket Tinggi
-
Bojan Hodak Pusing Jelang Laga Hidup Mati Persib Bandung vs Zhejiang FC, Ini Penyebabnya
-
Antara Lo, Gue, dan Medok: Humor di Balik Bahasa Jawakarta
-
Pemprov Kaltim Susun RPKD untuk Tekan Angka Kemiskinan Hingga Nol Persen
-
Harga Mati! Prabowo Todong Apple Investasi Rp15 Triliun
Terkini
-
Dramatis! Ibu Baru Melahirkan di Pesisir Barat Ditandu Lewati Jalan Berlumpur dan Sungai Deras
-
4 Pohon Tumbang Sempat Tutup Akses Jalan Liwa-Krui
-
Polisi Kesulitan Ungkap Kasus Pembunuhan Anggota Fatayat NU di Lampung Timur
-
7 Pohon Tumbang di Bandar Lampung, Satu Rumah Rusak
-
Miris! Gadis di Way Kanan Diperkosa Ayah Tiri Berulang Kali Saat Ibu Bekerja