Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Selasa, 22 Maret 2022 | 13:27 WIB
Ilustrasi Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa. Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengungkap kebohongan Danposramil Gome, Papua. [ANTARA/Evarukdijati]

SuaraLampung.id - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa kembali membuka kebohongan yang dilakukan Komandan Posramil Gome yang juga Komandan Kompi Satgas Batalyon Infanteri 408/SBH saat insiden penyerangan. 

Posramil Gome di Kabupaten Puncak, Papua, diserang Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN-PB) pada Kamis (27/1/2022).

Akibat penyerangan itu, tiga prajurit TNI AD tewas. Masing-masing yaitu Serda Rizal Maulana, Pratu Tupas Barazza, dan Pratu Rahman. Tiga anggota TNI itu adalah anggota Satgas Batalyon Infanteri 408/SBH.

Jenderal Andika Perkasa mengungkap ada kebohongan yang dilakukan Komandan Posramil Gome terhadap atasannya Komandan Batalyon yang juga Dansatgas Yonif 408/SBH Letkol Ade Afri Verdaniex.

Baca Juga: Tewaskan 3 Prajurit Demi Uang Galian Pasir, Panglima TNI Curhat Kendalanya Usut Kasus Danposramil Gome Berbohong

Dalam laporannya, Komandan Kompi mengabarkan bahwa pasukannya ditembaki saat bertugas menjaga keamanan di sekitar Posramil Gome. 

Namun setelah dilakukan penyelidikan, ternyata laporan yang disampaikan Komandan Posramil Gome bohong. 

"Hari itu kan insiden sampai menewaskan tiga orang anak buah di pos itu, tetapi kegiatan Komandan Pos yang dilaporkan ke Komandan Batalyon itu bohong," kata Andika dikutip dari YouTube Kompas TV.

Kebohongan itu adalah mengenai kegiatan pasukan saat penyerangan terjadi. Ternyata pasukan saat itu bukan sedang melakukan tugas pengamanan keamanan melainkan mengamankan proyek galian pasir. 

"Jadi misalnya dikatakan dia mengeluarkan pengaman di pos itu patroli ke titik ini ke titik A. Ternyata yang dilakukan ke proyek galian pasir. Gitu-gitu kan membuat, kalau dilaporkan sebenarnya pasti mungkin ada pertanyaan. Itu apa di situ. Satu boleh ga kamu disitu. Sehingga itulah yang kemudian ditutupi harapannya ga ketahuan," jelas Andika. 

Baca Juga: Buntut Serangan Kelompok Bersenjata, Panglima TNI Beri Instruksi: Jangan Amankan Proyek Tanpa Perintah Pangdam

Hal ini kata Andika dilakukan Komandan Posramil Gome tanpa pertimbangan taktis.

"Ingat ini kan bukan daerah lain. Daerah yang memang keamanannya agak lebih tidak biasa," ujarnya. 

Karena itu Andika Perkasa meminta Komandan Posramil Gome itu diproses hukum agar ada pembelajaran bagi prajurit-prajurit lain. 

Dikutip dari ANTARA, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menginstruksikan bawahannya agar tidak mengamankan proyek apa pun kecuali mendapat perintah langsung dari panglima kodam (pangdam) setempat guna mewaspadai serangan dari kelompok bersenjata.

"Semua harus bertindak secara disiplin dan hati-hati serta tidak sembarangan," kata Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa melalui kanal YouTube yang dipantau di Jakarta, Selasa (22/3/2022).

Ia mengingatkan setiap komandan kodim (Dandim) di semua wilayah, terutama di Provinsi Papua Barat, untuk selalu siaga dalam bertugas.

Jajaran di tingkat bawah diminta Panglima TNI agar tidak pernah main-main.

"Pada saat bersamaan harus selalu siap di mana pun juga," ujar lulusan Akademi Militer tahun 1987 tersebut.

Kepada jajarannya, mantan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) tersebut mengatakan bahwa kelompok bersenjata bisa berada dimana saja. Oleh karena itu, kesiapsiagaan setiap prajurit harus selalu diutamakan. 

Load More