Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Jum'at, 18 Maret 2022 | 14:10 WIB
Ilustrasi Novel Baswedan. Novel Baswedan akan jalani pengobatan mata di rumah sakit di Belanda. [Suara.com/Yasir]

SuaraLampung.id - Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan terus berupaya menyembuhkan matanya yang mengalami buta permanen. 

Buta permanen di mata kiri Novel Baswedan karena disiram air keras oleh dua anggota Polri di dekat rumahnya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara pada April 2017.

Dalam waktu dekat, Novel Baswedan akan menjalani pengobatan mata di salah satu rumah sakit di Belanda.

"Benar saya akan berangkat ke Belanda untuk pemeriksaan mata saya. Sejak sekitar awal tahun 2020 mata kiri saya akhirnya buta permanen," kata Novel dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (18/3/2022).

Baca Juga: Buta Permanen Akibat Teror Air Keras, Novel Baswedan Segera Terbang ke Belanda untuk Periksa Mata Kirinya

Dalam situasi pandemi, Novel mengatakan tidak bisa memeriksa matanya di luar negeri.

"Karena kemudian pandemi COVID-19 maka saya tidak bisa berobat lebih lanjut. Pemeriksaan mata saya lakukan di Jakarta dan pengobatan herbal," kata Novel yang saat ini menjadi aparatur sipil negara (ASN) di Polri itu.

Ia mengatakan saat masih bertugas di KPK dibantu oleh rekan-rekannya dari wadah pegawai untuk mencari tempat pengobatan di beberapa negara. "Dan kemudian direkomendasikan ke salah satu RS di Belanda," ungkap Novel.

Ia mengungkapkan rencana awal berangkat ke Belanda, yakni pada awal Mei 2021. Saat itu, kata dia, pimpinan KPK juga mendorong untuk segera melakukan pemeriksaan.

"Tetapi karena pertimbangan COVID-19 yang tinggi saat itu, saya putuskan untuk batal berangkat," ucap Novel.

Baca Juga: Gugat Jokowi hingga Firli Bahuri ke PTUN, Kuasa Hukum Korban TWK: Rekomendasikan Korban Jadi ASN KPK, Bukan di Polri

Ia pun mengharapkan ada teknologi yang dapat menyembuhkan matanya saat melakukan pengobatan di Belanda.

"Semoga ada teknologi atau pola pengobatan untuk bisa menyembuhkan mata saya atau setidaknya akan dilakukan penelitian untuk mencarikan solusi pengobatan yang bisa dilakukan," ujarnya. (ANTARA)

Load More