SuaraLampung.id - Varian Omicron memiliki tingkat penyebaran lebih cepat dibanding varian delta. Terbukti di beberapa negara terjadi lonjakan kasus COVID-19 akibat menyebarnya varian Omicron.
Indonesia sendiri sudah dimasuki Omicron. Penyebaran Omicron di Indonesia juga terlihat sangat cepat. Karena itu masyarakat diminta waspada.
Epidemiolog dari Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan tiga kunci penting untuk mencegah penularan varian Omicron yakni vaksinasi, memakai masker, dan tidak berkerumun.
"Vaksinasi, tidak berkerumun, pakai masker adalah senjata kita sekarang untuk menghindari infeksi Omicron," kata Yunis saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat (7/1/2022).
Menurut Yunis, saat ini masyarakat sudah mulai longgar dalam menerapkan protokol kesehatan. Oleh karenanya, dia berharap masyarakat kembali meningkatkan konsistensi untuk melakukan protokol kesehatan terutama memakai masker dan tidak berkerumun untuk mencegah penularan COVID-19.
Ia mengatakan Omicron memang memberikan gejala klinis ringan tapi bisa memperbanyak infeksi sehingga kemungkinan bisa menyebabkan gelombang ketiga dengan kasus COVID-19 ringan atau sedang.
Lonjakan kasus varian Omicron telah terjadi cukup signifikan di negara lain seperti Amerika Serikat dan Inggris. Sekalipun vaksinasi di Inggris sudah 80 persen namun kasus tetap tinggi karena varian Omicron.
Yunis mengatakan pemberian vaksinasi COVID-19 kepada masyarakat berkontribusi untuk membuat gejala COVID-19 menjadi lebih ringan ketika virus SARS-CoV-2 menyerang tubuh.
Ke depan, kata Yunis, masih ada peluang munculnya varian baru dari virus SARS-CoV-2 yang bisa lolos dari perlindungan antibodi setelah vaksinasi, namun gejala klinis yang dialami penderita kemungkinan akan semakin ringan karena sudah menjalani vaksinasi.
Baca Juga: 8 Orang di Rombongan Ashanty Positif Covid-19
Sebelumnya, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menyampaikan 86,6 persen masyarakat Indonesia di 100 kabupaten/kota memiliki antibodi terhadap Covid-19.
"Hasil sero survei di 100 kabupaten/kota di sebagian wilayah aglomerasi maupun non aglomerasi sepanjang bulan November-Desember 2021 menunjukkan 86,6 persen populasi yang daerahnya di survei telah memiliki antibodi SARS-CoV-2, baik akibat telah terinfeksi sebelumnya atau karena vaksinasi," ujar Jubir Nasional Satgas COVID-19 Wiku Adi Sasmito di Jakarta, Selasa (4/1).
Kemudian, sebesar 73,2 persen populasi dari daerah yang disurvei ternyata juga memiliki antibodi meski belum pernah terdeteksi positif maupun tervaksinasi COVID-19.
Wiku mengharapkan, masyarakat dapat terus meningkatkan disiplin protokol kesehatan di semua lini kehidupan.
Indonesia per tanggal 2 Januari 2022 sudah mencatat 152 kasus varian Omicron di Tanah Air yang mayoritas berasal dari pelaku perjalanan luar negeri dengan rentang gejala, yaitu tanpa gejala sampai dengan gejala ringan. (ANTARA)
Berita Terkait
Terpopuler
- Sehat & Hemat Jadi lebih Mudah dengan Promo Spesial BRI di Signature Partners Groceries
- Sahroni Blak-blakan Ngaku Ngumpet di DPR saat Demo 25 Agustus: Saya Gak Mungkin Menampakan Fisik!
- Baru Sebulan Diterima, Bantuan Traktor untuk Petani Cianjur Malah Dijual Ketua Gapoktan
- Dilakukan Kaesang dan Erina Gudono, Apa Makna Kurungan Ayam dalam Tedak Siten Anak?
- Senang Azizah Salsha Diceraikan, Wanita Ini Gercep Datangi Rumah Pratama Arhan
Pilihan
-
Ledakan Followers! Klub Eropa Raup Jutaan Fans Berkat Pemain Keturunan Indonesia
-
Demo Hari Ini 28 Agustus: DPR WFH, Presiden Prabowo Punya Agenda Lain
-
Dikuasai TikTok, Menaker Sesalkan PHK Massal di Tokopedia
-
Thom Haye Gabung Persib Bandung, Pelatih Persija: Tak Ada yang Salah
-
Bahas Nasib Ivar Jenner, PSSI Sebut Pemain Arema FC
Terkini
-
UPDATE Pencarian Penumpang KMP Tegar Jaya yang Tenggelam di Tegal Mas: 1 Ditemukan Tewas
-
Ultimatum untuk Paul Munster! Suporter Bhayangkara FC: Wajib Menang Lawan Persis Solo
-
BRI Permudah Reaktivasi Rekening Dormant via BRImo, Tak Perlu ke Kantor Cabang
-
Supir Fuso Ditemukan Meninggal di Dalam Truk di Mesuji, Ini Penyebabnya
-
Gempa Lampung Utara Hari Ini: Getaran Terasa Hingga Kota Agung, Ada Potensi Susulan?