SuaraLampung.id - Tempe adalah makanan khas Indonesia yang digemari hampir seluruh lapisan masyarakat. Tempe bisa diolah menjadi berbagai jenis makanan.
Selain lezat, tempe juga bergizi. Tempe merupakan pangan berbasis nabati atau plant-based yang menyimpan banyak manfaat.
Guru Besar FMIPA IPB Prof. Dr. Ir. Antonius Suwanto, M.Sc. mengatakan tempe mengandung sumber protein tinggi, bahkan dapat menggantikan peran daging merah.
“Manusia kenapa butuh protein karena protein yang dibutuhkan itu adalah nitrogennya. Nitrogen memang bisa diperoleh dari kebanyakan produk hewani, daging itu sumber protein,” kata Anton saat konferensi pers virtual, Kamis (6/1/2022) dikutip dari ANTARA.
Nitrogen sendiri merupakan bagian utama dari asam amino untuk menyusun protein. Namun, Anton mencatat bahwa bahwa sumber nitrogen dan protein juga bisa didapatkan melalui kacang-kacangan, terutama pada kedelai yang menjadi bahan dasar pembuatan tempe.
Mengingat tempe bisa dijadikan pangan alternatif pengganti daging, Anton mengatakan saat ini tantangannya adalah menghadirkan tempe dengan variasi-variasi yang lebih kreatif lagi dengan cita rasa hingga tekstur yang beragam.
Menurut Anton, makanan yang baik tidak hanya sehat tetapi juga harus memiliki cita rasa yang enak sehingga dapat disukai oleh banyak orang.
“Dalam hal tempe, kita harus menyesuaikan rasanya dengan taste tertentu. Nah, ini perlu kreativitas bagaimana membuat makanan ini yang sudah sehat tetapi juga harus enak. Misalnya dibuatlah tempe sebagai pengisi sushi atau bakmi dari tempe,” kata Anton.
Ia mengatakan sudah semestinya orang Indonesia memberikan penghargaan kepada makanan-makanan lokal yang juga dapat memberikan kebaikan di dalamnya.
Baca Juga: Selain Enak dan Kaya Nutrisi, Tempe Juga Menjaga Keberlanjutan Lingkungan Hidup
Menurut Anton, masih banyak aspek tempe yang bisa diteliti lebih lanjut, bahkan makanan fermentasi jenis lainnya pun membuka peluang untuk penelitian lebih mendalam, seperti tempe mlanding, tempe benguk, hingga oncom.
“Makanan-makanan seperti ini perlu dikembangkan terus (penelitiannya), apalagi dalam konteks makanan-makanan berbasis plant-based,” ujarnya.
Selain sehat dan enak, Anton juga menegaskan bahwa makanan yang baik juga harus mempertimbangkan dari segi keberlanjutan dan ramah lingkungan di balik proses pembuatannya, dari hulu hingga hilir.
Tempe, yang terbuat dari kacang kedelai, juga menyimpan keunggulan dalam segi lingkungan jika dibandingkan dengan daging sapi.
Menurut data dari Our World in Data pada 2018, untuk menghasilkan 1.000 kilokalori daging sapi setidaknya bisa menghabiskan lahan seluas 119,49 meter persegi. Sementara 1.000 kilokalori kacang-kacangan hanya membutuhkan lahan 2,11 meter persegi.
Dari sisi gas rumah kaca, satu kilogram daging sapi dapat menghasilkan emisi gas sebesar 99,48 kgCO2eq, sementara satu kilogram kacang-kacangan hanya menghasilkan 0,43 kgCO2eq.
Berita Terkait
Terpopuler
- Dirumorkan Bela Timnas Indonesia di Ronde 4, Leeds Bakal Usir Pascal Struijk
- Tak Perlu Naturalisasi, 4 Pemain Keturunan Jebolan Akademi Top Eropa Bisa Langsung Bela Timnas
- Berbalik 180 Derajat, Mantan Rektor UGM Sofian Effendi Cabut Pernyataan Soal Ijazah Jokowi
- Erika Carlina Bikin Geger, Akui Hamil 9 Bulan di Luar Nikah: Ini Kesalahan Terbesarku
- 10 Rekomendasi Kulkas 2 Pintu Harga Rp1 Jutaan, Anti Bunga Es dan Hemat Listrik
Pilihan
-
Breaking News! Kevin Diks Cedera Lagi
-
12 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Kode Keras! Thijs Dallinga: Saya Tahu Situasi Timnas Sekarang
-
3 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Memori 128 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Kisah Pangeran Arab "Sleeping Prince" Meninggal Dunia Usai 20 Tahun Koma
Terkini
-
BRI Dukung UMKM Katering Pemasok Program MBG Ekspansi Dapur dan Berdayakan Ratusan Karyawan
-
BRI: Keamanan Jadi Elemen Penting bagi BRI dalam Melakukan Pengembangan Layanan Digital
-
Romansa dan Narkoba: Akhir Tragis Pasangan Muda Pengedar Tembakau Sintetis di Pringsewu
-
Grand Jam Saburai Bikin Arus Lalu Lintas Berubah! Simak Rute Alternatifnya
-
Rp6,8 Miliar Narkoba Dimusnahkan, Polresta Bandar Lampung Selamatkan 63 Ribu Nyawa