Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Selasa, 28 Desember 2021 | 14:35 WIB
Polres Tulang Bawang gelar konferensi pers soal larangan ibadah Natal di GPI Tulang Bawang, Selasa (28/12/2021). [ANTARA]

SuaraLampung.id - Pendeta Sopan Sidabutar selaku Pendeta di GPI Tulang Bawang angkat bicara mengenai video viral pelarangan ibadah Natal. Ia membantah telah terjadi persekusi terhadap jemaat Gereja GPI Tulang Bawang

Berdasarkan video yang beredar di media sosial, kata Pendeta Sopan Sidabutar, yang terjadi bukanlah bentuk persekusi ibadah Natal terhadap jemaat Gereja GPI Tulang Bawang

Menurut Pendeta Sopan Sidabutar, yang terjadi hanyalah salah paham antara pihak GPI Tulang Bawang dengan tokoh masyarakat setempat. 

"Saya jelaskan itu salah persepsi, memang benar telah terjadi kesalahpahaman dengan tokoh masyarakat setempat sebelum pelaksanaan kegiatan ibadah. Namun dapat kami selesaikan dengan baik dan ibadah perayaan Natal dapat kami laksanakan sampai selesai dengan pengamanan dari pihak Polsek Banjar Agung dan Koramil Banjar Agung," katanya saat konferensi pers di Polres Tulang Bawang, Selasa (28/12/2021) dikutip dari ANTARA.

Baca Juga: Jemaat Gereja GPI Tulang Bawang Dilarang Ibadah Natal, Ini Langkah Kapolres

Polres Tulang Bawang melaksanakan kegiatan jumpa pers terkait permasalahan pelarangan ibadah di Gereja Pantekosta Indonesia (GPI) di Desa Banjar Agung Kecamatan Banjar Agung,Tulang Bawang, Lampung.

Dalam kegiatan tersebut, Kapolres Tulang Bawang, AKBP Hujra Soumena mengatakan bahwa situasi kamtibmas di wilayah Tulang Bawang saat ini aman, damai, dan tentram. Selain itu pula, kerukunan antar suku dan agama di Tulang Bawang juga harmonis.

"Dengan itu kami sangat berterima kasih kepada Bapak Pendeta Sopan Sidabutar dan seluruh jemaatnya serta masyarakat yang telah memberikan ruang dan waktu pada saat pelaksanaan ibadah Natal yang juga dilakukan pengamanan oleh anggota Polsek dan Koramil hingga selesai," katanya di Tulang Bawang, Selasa.

Pada kegiatan itu pula, Dandim 0426 Tulang Bawang, Letkol Joko Sunarto, mengatakan bahwasanya di Kabupaten Tulang Bawang terjalin kerukunan yang harmonis antar umat beragama. 

Pihaknya juga memastikan setiap umat beragama aman dan nyaman dalam menjalankan kegiatan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya masing-masing, regulasi dan undang-undang yang berlaku.
 
"Asas musyawarah dan mufakat selalu kita kedepankan untuk penyelesaian setiap permasalahan yang terjadi di antara kami," kata dia.

Baca Juga: Warga Larang jemaat Gereja GPI Tulang Bawang Ibadah Natal, Ini Penjelasan Polisi

 Hadir pada kegiatan tersebut di antaranya, Asisten I Pemda Kabupaten Tulang Bawang, Kemenag Kabupaten Tulang Bawang, Ketua MUI Kabupaten Tulang Bawang, Ketua FKUB kabupaten Tulang Bawang, Ketua BKSKG Kabupaten Tulang Bawang, Kaban Kesbangpol Tulang Bawang, Tokoh Umat Nasrani Pokdar Kamtibmas, Majelis Gereja Pantekosta, Ketua Karang Taruna Kecamatan Banjar Agung, dan Kepala Kampung Banjar Agung.

Viral di Media Sosial

Sebelumnya viral video sekelompok warga melarang jemaat Gereja GPI Tulang Bawang, Lampung, melaksanakan ibadah Natal. Sempat terjadi perdebatan antara warga dan jemaat gereja. 

Video larangan terhadap jemaat Gereja GPI Tulang Bawang untuk melaksanakan ibadah Natal ini beredar luas di media sosial. Salah satu akun yang mengunggah video ini adalah akun Instagram @permadiaktivis2 milik Permadi Arya. 

 Dalam video terlihat sekelompok warga masuk ke dalam Gereja GPI Tulang Bawang yang sedang melakukan ibadah Natal. Terlihat juga aparat TNI dan Polri di dalam gereja. 

"Pak izin dulu pak, ini kan masih dibahas pak, bukan larang bapak sembahyang, nanti dulu ya, matiin dulu (musik)," ujar seorang warga mendekati pendeta. 

"Iya permisi pak kami mau beribadah," sela pendeta.

Tiba-tiba dari arah belakang seorang warga teriak meminta pihak Gereja GPI Tulang Bawang mematikan musik. 

Seorang wanita jemaat GPI Tulang Bawang ikut bicara. 

"Ini ga bisa kaya gini Kami beribadah Natal. Ini Natal. Natal seluruh dunia. Seluruh dunia merayakan Natal. Seharusnya kami bersukacita. Malu pak malu dilihat tetangga. Kami merayakan Natal tapi bapak mengganggu kami," ujar wanita itu. 

Menurut wanita ini, mereka merayakan Natal hanya sekali setahun. Mereka sudah dua tahun beribadah di tempat itu.  Pendeta mengaku mereka beribadah dilindungi negara. (ANTARA)

Load More