Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Sabtu, 18 Desember 2021 | 10:50 WIB
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Sigit merespons maraknya tagar yang mengkritik kinerja institusi Polri.

SuaraLampung.id - Akhir-akhir ini institusi Polri sedang menjadi sorotan publik. Ulah para anggotanya yang melanggar aturan dan tidak profesional membuat masyarakat melancarkan kritik keras di media sosial. 

Muncullah tagar-tagar sebagai ekspresi ketidakpuasan publik terhadap pelayanan Polri. Mulai dari #PercumaLaporPolisi, kemudian tagar #1Hari1Oknum, dan terbaru #NoViralNoJustice. 

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merespons ketidakpuasan publik terhadap institusi yang ia pimpin. Sigit meminta jajarannya melakukan evaluasi guna menghilangkan stigma di masyarakat dengan munculnya fenomena di media sosial (medsos) yang kerap mengangkat pelanggaran yang dilakukan personel kepolisian.

"Ini waktunya kita berbenah untuk melakukan hal yang lebih baik. Bagaimana kita melihat perkembangan medsos terkait peristiwa yang diupload. Ini menjadi tugas kita semua," kata Sigit saat memberikan arahan dalam "Rapat Koordinasi Analisa dan Evaluasi (Rakor Anev) Inspektorat Pengawasan Umum (Itwasum) Polri" di Yogyakarta yang disiarkan melalui platform YouTube Divisi Humas Polri, dipantau dari Jakarta, Jumat (17/12/2021) dikutip dari ANTARA.

Baca Juga: Viral, Penumpang KRL Jurusan Jakarta-Bogor Diserang Laron, Netizen Bersuara Matikan Lampu

Terkait tagar #NoViralNoJustice, Sigit menyebutkan masyarakat membuat perbandingan dengan kasus yang dimulai dengan diviralkan dibandingkan dengan kasus yang dimulai dengan laporan dalam kondisi biasa.

Masyarakat, lanjut Sigit, melihat bahwa kasus yang diviralkan cenderung selesai dengan cepat. Bahkan memunculkan tagar #ViralForJustice.

"Fenomena ini harus dievaluasi, kenapa terjadi. Kemudian sudah melekat di masyarakat harus viral, kalau tidak viral prosesnya tidak akan berjalan dengan baik," kata Sigit.

Mantan Kabareskrim Polri itu menekankan jajaran Polri harus menerima semua persepsi yang muncul di masyarakat. Ini bagian dari evaluasi dan kritik untuk Polri.

Dengan adanya kritikan masyarakat, kata Sigit, maka jajaran Polri harus memperbaiki diri, berbenah melakukan hal yang lebih baik lagi, dan memenuhi harapan masyarakat.

Baca Juga: Viral, Uang Pembinaan Pemenang Event Olahraga Bupati Cup 2021 Dapat Rp 95 Ribu

Di satu sisi, ungkap Sigit, kehadiran Polri dalam operasi kemanusiaan diapresiasi oleh masyarakat. Hal ini menunjukkan harapan dan kepercayaan masyarakat terhadap Polri yang melayani dan mengayomi masih ada.

"Ini menjadi bagian tugas jajaran untuk mengevaluasi, di sisi mana yang masih kurang terkait perjalanan organisasi Polri, baik secara perilaku individu sehingga kemudian diperbaiki," kata Sigit.

Sigit menambahkan Polri bisa menjadi baik manakala peran dari Itwasum dimaksimalkan di setiap lini sehingga seluruh kegiatan organisasi Polri berjalan di rel yang benar sesuai tujuan organisasi.

Evaluasi menjadi bagian dari Polri dewasa ini yang tidak antikritik terhadap masukan dari masyarakat, katanya.

Personel Polri saat ini, papar dia, harus mampu keluar dari zona nyaman untuk mewujudkan harapan masyarakat sebagai Polri yang dicintai dan diharapkan masyarakat.

"Pilihannya hanya satu, yakni harus keluar dari zona nyaman sehingga organisasi kita bisa menjadi organisasi modern," kata Sigit. (ANTARA)

Load More