2. Dikaitkan dengan Pembunuhan Theys Eluay
Nama Jenderal Andika Perkasa pernah dikaitkan dengan pembunuhan aktivis HAM asal Papua Theys Eluay.
Dikutip dari Tempo.co, Koordinator KontraS Fatia Maulidiyanti mengatakan Andika diduga terlibat kasus pembunuhan tokoh Papua Barat, Theys Eluay.
Dugaan keterlibatan Andika Perkasa dalam kasus pembunuhan Theys ini mengemuka ketika beredarnya surat ayah Kapten Inf Rionardo bernama Agus Zihof. Kapten Inf Rionardo adalah satu tersangka kasus pembunuhan Theys.
Baca Juga: Jokowi Pilih KSAD jadi Panglima, Legislator: Tidak Mungkin yang Lebih Junior yang Dipilih
Dikutip dari DW.com, Agus Zihof mengirim surat ke KSAD saat itu Jenderal Ryamizard Ryacudu. Isinya Agus menyatakan bahwa anaknya dipaksa mengaku sebagai pembunuh Theys oleh seorang bernama Mayor Andika.
Menurut Agus, Kapten Inf Rionardo dijanjikan karier cemerlang di BIN jika bersedia mengakui sebagai pembunuh Theys Eluay.
"Andika menjanjikan anak saya posisi yang baik di BIN karena ayahnya memegang jabatan tinggi di sana," tulis Agus dalam surat yang juga dibocorkan ke berbagai media.
Andika Perkasa sendiri tak mau terlalu menanggapi dugaan keterlibatan dirinya dalam kasus pembunuhan Theys.
Monggo, enggak ada alasan bagi saya untuk melarang itu," ujar Andika di Istana Negara, Jakarta, Kamis (22/11/2018) usai dilantik sebagai KSAD.
Baca Juga: Sebut Jenderal Andika Sosok Paripurna untuk Panglima TNI, Prabowo Dukung Pilihan Jokowi
Bahkan Andika mempersilakan jika ada yang ingin menginvestigasi keterlibatan dirinya dalam pembunuhan Theys. "Kalau mereka mau menelusuri itu juga silahkan. Kan enggak ada yang perlu saya khawatirkan," ujar dia.
3. Bisa Sekolah di National War College at Fort McNair, Washington D.C.
Jenderal Andika Perkasa tercatat pernah menempuh pendidikan di National War College at Fort McNair, Washington D.C.
Menurut sebuah laporan The Washington Post yang ditulis sang editor, Dana Priest, kuliahnya Andika di sana tak lepas dari peran sang mertua AM Hendropriyono.
Dalam laporan The Washington Post berjudul "Foreign Network at Front of CIA’s Terror Fight" terbit 18 November 2005 mengangkat mengenai kerja sama CIA dan BIN dalam penanganan teror.
Dalam Laporan yang mendapat penghargaan Pulitzer Prize, hadiah paling bergengsi di bidang jurnalisme ditulis bahwa Kepala BIN Hendropriyono mengajukan permintaan spesial kepada Direktur CIA George Tennet.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Tempat Netral yang Lebih Cocok Jadi Tuan Rumah Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Drawing Round 4 Kualifikasi Piala Dunia: Timnas Indonesia Masuk Pot 3, Siapa Lawannya?
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Berdesain Mewah: Harga Mulai Rp 60 Jutaan
- Striker Langganan STY Tak Dipanggil Patrick Kluiver Berakhir Main Tarkam
- 5 Mobil Bekas buat Touring: Nyaman Dalam Kabin Lapang, Tangguh Bawa Banyak Orang
Pilihan
-
Timnas Indonesia Dilumat Jepang, Media Korsel: Penak Jaman STY Toh?
-
Update Ranking FIFA Timnas Indonesia, Turun Usai Dibantai Jepang!
-
4 Motor Baru QJMotor Meluncur Sekaligus Minggu Ini di Indonesia, Ada Pesaing Yamaha Aerox?
-
Eksklusif dari Jepang: Tifo Suporter Timnas Indonesia Banjir Tepuk Tangan
-
Perang Harga Mobil di China, Geely Ungkit Kasus Tangki Bensin Bermasalah BYD
Terkini
-
Bocah 10 Tahun Jadi Korban Perampasan Motor di Bandar Lampung, Terseret Saat Melawan dan Luka-luka!
-
Waspada Jebakan Saldo Gratis, Ini 4 Link DANA Kaget Terbaru dan Cara Aman Hindari Penipuan!
-
Cek Nomor HP Kamu! Ambil Saldo Gratis Lewat 6 Link DANA Kaget Aktif 4 Juni 2025
-
Kematian Pratama Wijaya Kusuma, Dugaan Kekerasan di Balik Diksar Mahapel Unila
-
4 Link DANA Kaget Terbaru 2 Juni 2025, Buruan Ambil Saldo Gratis Lewat Nomor HP Kamu!