SuaraLampung.id - Pergantian nama dari Facebook Inc ke Meta Platform mendapat kritikan dari para pioner metaverse.
Facebook, dikutip dari Reuters, Selasa, baru saja mengganti nama mereka karena ingin mengembangkan metaverse, dunia digital yang luas.
Metaverse ibarat gabungan dari dunia nyata dan maya, pengguna akan diwakili avatar dan bisa bergerak dan berinteraksi dengan avatar lainnya.
Dunia virtual ini pada umumnya berbasis blockchain yang kemudian membentuk perumahan virtual.
Ryan Kappel, asal Amerika Serikat, sejak beberapa tahun belakangan sudah mengadakan pertemuan di berbagai metaverse. Dia melihat Meta Platforms ingin mengambil metaverse.
"Mereka sebenarnya mencoba membuat apa yang sudah dibangun oleh banyak dari kami, tapi, mencitrakan ulang sebagai milik mereka," kata Kappel.
Seorang investor mata uang kripto dar Inggris Raya yang dikenal sebagai Pranksy pernah membeli perumahan virtual awal 2020 lalu.
"Saya rasa Facebook mengganti nama lebih dulu untuk mengamankan merek dagang secara legal sesegera mungkin sebelum lebih banyak merk yang tertarik," kata Pranksy.
Facebook tidak berkomentar atas isu ini.
Baca Juga: Whistleblower Facebook Desak Mark Zuckerberg Mundur dari Jabatan CEO, Ini Alasannya
Arthur Sychov mendirikan metaverse bernama Somnium Space pda 2017. Dia menilai CEO Facebook Mark Zuckerberg terburu-buru mengganti nama.
"Seperti mencoba memasukkan nama mereka ke narasi metaverse, yang saat ini sedang berlangsung," kata Sychov.
Kepala komunikasi di Decentraland, perusahaan yang menjalankan dunia virtual, Dave Carr, mengatakan langkah Facebook masuk ke metaverse mendapat kritik dari para pengguna dunia virtual tersebut tentang kontrol konten.
"Orang yang mempertimbangkan masa depan dunia virtual, mereka menempati, mempertahankan kepemilikan hasil kreasi dan bergerak bebas. Mereka akan memilih versi yang tidak terpusat," kata Carr.
Pendiri perusahaan nft42, Tristan Littlefield secara terang-terangan mengatakan tidak suka praktik menjual data yang dilakukan Facebook.
Littlefiels sudah menggunakan metaverse sejak 2018. Tapi, menurut dia, jika raksasa seperti Facebook masuk dan mau menggelontorkan banyak uang, bisa jadi akan mendatangkan banyak orang ke dunia virtual tersebut. (ANTARA)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Cek Fakta: Viral TNI Kecam Aksi Gubernur Lempar Bantuan dari Helikopter, Benarkah?
-
Liburan 4 Hari 3 Malam di Pesisir Barat Lampung, Pantainya Masih Sepi & Alami
-
Pantai Mutun & Pulau Tangkil, Liburan Pantai Cuma 30 Menit dari Bandar Lampung
-
Cek Fakta: Viral Video Polisi Gerebek Kantor Kepala Desa karena Korupsi Bansos, Ini Faktanya
-
Pulau Pisang di Pesisir Barat, Destinasi Sunyi dengan Ombak Favorit Peselancar