SuaraLampung.id - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Lampung menyoroti lambannya penanganan kasus pencemaran limbah terbesar di laut Lampung.
Walhi mempertanyakan keseriusan aparat dalam menangani pencemaran laut Lampung yang terjadi sejak 22 Agustus 2021 lalu. Pencemaran itu hingga kini masih terjadi di beberapa titik perairan di Lampung Selatan.
Munculnya kasus pembuangan limbah diduga minyak mentah dari kapal tanker yang berbentuk seperti gumpalan aspal berwarna hitam di pesisir Lampung Selatan yang terjadi pada September 2021.
Hingga kini, kata Direktur WALHI Lampung Irfan Tri Musri, belum ada kejelasan sejauh mana upaya penyelidikan dan pengungkapan kasusnya.
Baca Juga: Pencemaran Lingkungan, Pengertian, Penyebab, dan Jenisnya
"Ini sepertinya ada dugaan unsur kesengajaan karena terjadi cukup masif dan dalam rentang waktu yang cukup dekat. Kemungkinan juga hal ini akibat lemahnya upaya pengungkapan kasus dan penegakan hukum sehingga kejadian yang sama muncul kembali.
"Jadi percuma bulan lalu Kepolisian, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) turun lapangan melakukan pengumpulan bukti dan kegiatan lainnya jika tidak dapat mengungkap siapa pelakunya dan menjatuhkan sanksi yang tegas. Jangan sampai muncul rasa kecurigaan dan ketidakpuasan oleh publik akibat lambannya proses penegakan hukum dalam kasus ini dan kurang transparannya pemerintah dan kepolisian dalam pengungkapan kasus ini," kata dia melalui siaran pers dikutip dari Lampungpro.co--jaringan Suara.com.
Berdasarkan kondisi itu, Walhi Lampung meminta Polda Lampung dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Lampung segera melakukan penyelidikan dan mengusut tuntas pelaku pencemaran limbah tersebut. Pihaknya juga berharap proses pengungkapan kasus ini dapat berjalan dengan cepat dan transparan.
"Walhi Lampung juga akan terus mengawal kasus ini, karna kasus serupa terjadi di pesisir Lampung Timur pada 2020 dan tidak ada penyelesaian. Jangan sampai kasus yang terjadi di bulan September dan Oktober ini terulang kembali dikemudian hari karna tidak ada efek jera terhadap pelaku," kata Irfan.
Terakhir, berdasarkan pengamatan Walhi bersama masyarakat menemukan beberapa gumpalan hitam seperti aspal yang diduga minyak mentah di beberapa titik di Desa Kunjir, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan.
Baca Juga: Polisi Terima Laporan Pencemaran Nama Baik Kasus Dugaan Pencabulan Anak di Luwu Timur
"Masyarakat Desa Kunjir mengatakan bahwa pencemaran limbah merupakan kejadian yang terus terulang, hampir setiap setahun sekali pembuangan limbah terjadi," kata Irfan Tri Musri, Selasa (19/10/2021).
Berita Terkait
-
Wawali Surabaya Dilaporkan Polisi! Gara-Gara Bela Pekerja yang Ijazahnya Ditahan?
-
Bali Larang Air Kemasan Plastik! Langkah Radikal Selamatkan Pulau Dewata dari Tsunami Sampah
-
WALHI Kritik Cara Pemprov DKI soal Masalah RDF Rorotan: Salah Sasaran jika Cuma Hilangkan Bau
-
Deolipa Yumara Skakmat Razman soal Kewenangan Saksi: Siapapun Boleh Jadi Saksi!
-
Drama di Pengadilan: Saksi Hotman Paris Beri Jawaban Identik, Razman Arif Nasution Curiga!
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Pembayaran Listrik Rumah dan Kantor Melonjak? Ini Daftar Tarif Listrik Terbaru Tahun 2025
-
AS Soroti Mangga Dua Jadi Lokasi Sarang Barang Bajakan, Mendag: Nanti Kita Cek!
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
Terkini
-
Ribuan Warga Lampung Bersatu untuk Palestina: Babang Tamvan Serukan Boikot Produk Israel
-
Truk Pengangkut Rongsokan Hantam Pelabuhan Bakauheni: Diduga Rem Blong
-
Cuaca Buruk di Bandara Radin Inten II, Lion Air Mendarat di Palembang
-
Konflik Satwa-Manusia di Lampung Mengerikan: 9 Nyawa Melayang
-
Kades Ditandu 12 Km Demi Berobat: Realita Pesisir Barat Usai Lepas Status Daerah Tertinggal