SuaraLampung.id - Pernyataan Dokter Tirta yang meminta pengedar narkoba ditembak mati dikritik keras aktivis HAM Erasmus Napitupulu.
Bagi Erasmus Napitupulu tak sepantasnya seorang dokter seperti dokter Tirta mengeluarkan pernyataan yang mendukung tembak mati bagi pengedar narkoba.
Menurut Erasmus Napitupulu bukan kapasitas Dokter Tirta membicarakan mengenai tembak mati bagi pengedar narkoba.
Kritik ini dilayangkan Direktur Eksekutif Institute of Criminal Justice Reform (ICJR) Erasmus Napitupulu menanggapi pernyataan Dokter Tirta saat berbincang di YouTube CEGAH NARKOBA di acara BNN Podcast.
Pada tayangan itu, Dokter Tirta menyatakan setuju jika semua pengedar narkoba dihukum mati.
"Kalo pengguna oke, mereka mungkin kebablasan, untuk direhab, silakan. Kan banyak rehab gratis," kata Dokter Tirta.
Sementara untuk pengedar narkoba, Dokter Tirta mengusulkan pemerintah Indonesia meniru Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
"Pengedar apapun harusnya kayak Pak Duterte. Mati bos tembak," tegas Dokter Tirta.
Dokter Tirta mengajukan usul ke Kapolri untuk menembak mati di tempat seluruh pengedar narkoba. Menurutnya tidak ada HAM untuk pengedar karena tidak memikirkan hak-hak anak-anak.
Baca Juga: 6 Fakta Kasus Boris Preman Pensiun, Ditangkap karena Narkoba
Dikritik Aktivis HAM
Pernyataan Dokter Tirta yang mendukung tembak mati bagi pengedar narkoba dikritik Direktur Eksekutif Institute of Criminal Justice Reform (ICJR) Erasmus Napitupulu.
Lewat akun Twitternya, Erasmus menyatakan kebijakan tembak mati seperti Duterte justru berbahaya dan tak sepantasnya mendapat dukungan dari seorang dokter yang disumpah untuk menyelamatkan nyawa seseorang.
"Kebijakan Narkotika Duterte di filipina berbahaya, tak harusnya mendapat dukungan dr seorang dokter yg disumpah utk menyelamatkan nyawa Tapi kalau beliau hadir sbg selebgram plus pengusaha, ya boleh aja, tak ada larangan utk terlihat tak paham isu dan norak secara bersamaan," tulis Erasmus.
Menurut Erasmus, kebijakan narkotika Duterte bukan cuma tak sejalan dengan HAM tapi juga tak ada dampak positifnya.
Yang ada kata Erasmus kebijakan tembak mati pengedar narkoba macam Duterte justru menyisakan banyak masalah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Tahan Air Murah Mulai Rp2 Jutaan Terbaik 2025
-
Bak Langit dan Bumi! Gaji Anggota DPR RI vs Eks Bek Milan di Parlemen Georgia
-
Saham Jeblok, Bos Danantara Ungkap Soal Isu Ambil Alih BCA Secara Gratis
-
Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
-
Besok, Mees Hilgers Hengkang dari FC Twente, Menuju Crystal Palace?
Terkini
-
Transaksi QRIS Lampung Tembus 6,8 Juta Kali, Ratusan Ribu UMKM Kini 'Melek' Cashless
-
Bocah Pemanjat Tiang Bendera di Lampung Selatan Diundang DPR, Ini Janji Mereka untuk Raihan
-
Berlagak Koboi Bawa Senpi Rakitan, Pemuda Ini Dibekuk Polisi di Panjang
-
Raih 3 Penghargaan Internasional Euromoney 2025, BRI Catat Rekor Baru
-
APBD Perubahan Lampung 2025 Disahkan: Rp160 Miliar dari Makan Gratis hingga Jalan Mulus