Pada dinihari itu, Benny Moerdani, sebagai Panglima ABRI, langsung melihat korban di rumah sakit. Pagi harinya, Benny Moerdani menemui Presiden Soeharto melaporkan langsung peristiwa Tanjung Priok.
Setelah itu Benny langsung menggelar jumpa pers di Aula Departemen Hankam. Ikut hadir pada jumpa pers itu Panglima Kodam Jaya Try Sutrisno, Menteri Penerangan Harmoko, dan Kapolda Metro Jaya Mayjen Soedjoko.
Pada jumpa pers, Benny Moerdani menyampaikan jumlah korban tewas hanya sembilan orang dan 53 luka-luka. Angka korban versi pemerintah ini dikecam perwakilan tokoh umat Islam.
Mereka tak percaya jumlah korban tewas hanya 9 orang.
Benny menjawab tuduhan-tuduhan itu. Menurut Benny dirinya tidak bermaksud berbohong saat menyampaikan 9 korban jiwa. Ia mengatakan, jumlah korban yang diketahui saat dinihari kejadian baru sembilan orang.
“Memang itulah angka korban yang kita ketahui pada hari pertama peristiwa terjadi. Bahwa kemudian ternyata ada lagi beberapa mayat yang ditemukan semula kita juga belum mengetahuinya. Kita tahunya juga belakangan,” kata Benny dikutip dari Buku Benny Moerdani Profil Prajurit Negarawan".
Belakangan ditemukan mayat terbakar di apotik, dan mayat-mayat lain seperti pembantu rumah tangga. Akhirnya di hadapan Anggota DPR, Benny mengoreksi jumlah korban peristiwa Tanjung Priok. Menurut Benny, jumlah korban jiwa 18 orang.
Jumlah itu bukan hanya korban yang tewas ditembak. Melainkan juga korban karena aksi pembakaran toko oleh amukan massa. Sementara untuk korban luka-luka, Benny menyebut ada 53 orang. Peristiwa Tanjung Priok juga menimbulkan kerugian berupa tiga rumah, satu apotik, tiga truk dan sepeda motor dibakar.
Benny Moerdani Puji Prajurit TNI yang Tembaki Warga
Baca Juga: Tawarkan Gadis Belia, 2 Muncikari Dibekuk Polres Pelabuhan Tanjung Priok
Dalam buku "Benny Moerdani Profil Prajurit Negarawan", Benny Moerdani mengemukakan alasan penembakan terhadap warga di Tanjung Priok.
Sebagai Panglima ABRI, Benny tetap membela prajuritnya yang saat itu melakukan penjagaan. Menurut Benny, prajurit sudah melakukan pengamanan sesuai prosedur.
Para petugas keamanan yang dikerahkan saat itu terdiri dari satu regu pasukan artileri yang tidak pernah perang dan sejumlah anggota polisi.
“Andaikan kita sebelumnya sudah tahu bahwa pada malam itu akan terjadi aksi massa menyerbu pos polisi, tentu saja kita kirimkan pasukan yang jauh lebih mampu menertibkan keributan seperti pasukan Kostrad atau RPKAD,” kata Benny.
Benny juga memuji tindakan perwira remaja yang memimpin pengamanan saat itu. Dalam penilaiannya, perwira remaja itu sudah berani mengambil sikap ketika dihadapkan pada situasi kritis.
“Mengapa harus ditembak?” pertanyaan itu diajukan ke Benny.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
Terkini
-
Komitmen BRI Bangun Ekonomi Inklusif Lewat Desa BRILiaN
-
KFC 11.11: Pesta 9 Ayam Hanya Rp100.000!
-
Super Indo Gelar Promo Diskon 50 Persen Hanya Hari Ini, Katalog Cek Di Sini
-
Promo J.POPS dari JCO di Tanggal Cantik 11.11! Serbu Sekarang
-
Promo Double Date 11.11! Hemat Seharian Penuh di Alfamart & Alfagift