SuaraLampung.id - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Bandar Lampung berharap pemerintah tidak kecolongan dengan virus Covid-19 varian Mu.
"Kita berharap sama pemerintah, harus dijaga betul, jangan sampai kecolongan lagi. Menghadapi varian Delta aja kita sudah babak belur kemarin," kata Ketua IDI Cabang Bandar Lampung, dr Aditya M Biomed.
Menurutnya, tidak ada salahnya apabila varian Mu diwaspadai sejak dini. Sebab, informasi yang didapatnya varian Mu sudah sampai di Hong Kong. Artinya, sudah cukup dengan dengan Indonesia.
"Tentunya senang mendengar kabar perubahan zona dan penurunan level PPKM saat ini, namun saya juga mewanti-wanti agar waspada dan selalu menjaga protokol kesehatan," kata dia.
Ia pun menegaskan bahwa daerah yang sudah berada di zona kuning jangan sampai abai dengan prokes sebab pandemi Covid-19 belum usai walaupun hasil tes Polymerase Chain Reaction (PCR) di Labolatorium Kesehatan Provinsi Lampung semakin menurun.
"Sekarang makin sedikit sampel yang dites, kadang 100 dan maksimal 200, kalau kemarin-kemarin kan bisa 400, bahkan puncaknya bisa sampai 1.000 sehari," kata dia.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Cabang Lampung, Ismen Mukhtar mengingatkan semua pihak agar pelonggaran aktivitas masyarakat di tengah PPKM level tiga jangan sampai ikut mengabaikan 3M (mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak).
"Untuk pemerintah, 3T yaitu testing, tracing dan treatmen harus tetap.dilakukan," kata dia.
Menurutnya, meski zona dan level PPKM ini sudah turun, penanganan kasus Covid-19 harus diperkuat supaya kasusnya bisa lebih ditekan dan bisa menuju zona hijau.
Kemudian, terkait virus Covid-19 varian Mu, ia menjelaskan bahwa cara penularan virus ini tetap sama dengan melalui hidung dan mulut, sehingga penggunaan masker jangan sampai diabaikan untuk menekan penyebaran virus tersebut.
Baca Juga: Varian Mu Masuk Kategori VOI dari WHO, Apa Bedanya dengan Kategori VOC?
"Jangan sampai virus itu masuk ke badan kita. Karena kalau dia sudah masuk kemungkinan virus untuk bermutasi itu semakin besar, sehingga memang prokes harus tetap diketatkan," kata dia. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Ahli Epidemiologi: Varian Mu Belum Mengkhawatirkan, Varia Delta Lebih Berbahaya
-
Covid-19 Varian Mu, Pelaku Perjalanan dari Luar Negeri Bakal Dipantau
-
WHO Tetapkan Varian Mu sebagai Varian Menarik, Ini Gejalanya!
-
Muncul Varian Mu, Wapres Maruf Minta Perketat Pintu Masuk ke Indonesia
-
Heboh Varian MU Resisten Terhadap Vaksin, Sudah Terdeteksi di Indonesia?
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Terkini
-
Tri Wenita, AgenBRILink yang Membawa Layanan Perbankan Menyapa Warga Desa
-
BRI Dorong Pertumbuhan Inklusif lewat Penyaluran KUR kepada 3,2 juta Debitur UMKM
-
3 Trik Nasi Pulen dan Wangi untuk Masak Harian ala Ibu-Ibu Hemat Alfamart
-
Tarif Tol Bakauheni-Terbanggi Besar Naik Akhir Bulan, Rincian Lengkap Biaya Terbarunya
-
Sat Set Promo Indomaret! 11 Snack & Yogurt Viral Mulai Rp3 Ribuan, Wajib Borong