Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Selasa, 24 Agustus 2021 | 06:30 WIB
Viral video sejumlah anggota TNI memukuli warga di Bali. TNI memberikan klarifikasi. [SuaraBali.id / Istimewa]

SuaraLampung.id - Viral video sejumlah anggota TNI memukuli warga di Buleleng, Bali

Dalam video yang viral di media sosial itu, terlihat beberapa anggota TNI memukuli warga di Buleleng, Bali

Video pemukulan yang dilakukan beberapa anggota TNI ini ditanggapi Korem 163/Wira Satya. 

Kapenrem 163/Wira Satya Mayor Arm Ida Bagus Putu Diana Sukertia mengakui adanya pemukulan yang dilakukan sejumlah anggota TNI kepada warga. 

Baca Juga: Viral Video Tentara Keroyok Warga di Buleleng, Ini Kronologi Versi Korem 163/Wira Satya

Namun Ida Bagus Putu Diana Sukertia meminta masyarakat melihat perisiwa pemukulan itu secara utuh. 

"Menanggapi apa yang beredar di media sosial (video singkat yang beredar) mohon dilihat secara utuh, bukan sepenggal saja tanpa melihat apa penyebab awal atau proses terjadinya," kata Kapenrem 163/Wira Satya Mayor Arm Ida Bagus Putu Diana Sukertia saat dikonfirmasi di Denpasar, Bali, Senin (23/8/2021) malam dikutip dari ANTARA.

Kapenrem 163/Wira Satya Mayor Arm Ida Bagus Putu Diana Sukertia mengatakan video viral pengeroyokan warga sipil oleh TNI terjadi di Buleleng, Bali pada Senin (23/8/2021). [Antara/Ayu Khania Pranisitha/2021]

Menurut Ida Bagus Putu Diana Sukertia, masyarakat harus paham penyebab terjadinya pemukulan agar tidak menimbulkan spekulasi berlebihan. 

 Ida Bagus Putu Diana Sukertia menerangkan, peristiwa ini diawali adanya seorang pemuda yang menolak di tes antigen. Pemuda ini bahkan memukul bagian kepala Dandim 1609/Buleleng.

Aksi pemuda ini membuat para anggota TNI yang ada di lokasi bertindak spontan memukuli pemuda tersebut.

Baca Juga: Jelang Bergulirnya Liga 1 2021 Bali United Dapat Sponsor Baru

Adanya kejadian ini pelaksanaan swab antigen di Desa Sidetapa ditunda untuk sementara waktu sampai dengan kondisi yang memungkinkan.

Untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan Dandim 1609/Buleleng kembali mengupayakan mediasi.

Namun karena situasi warga Desa Sidetapa sudah berkumpul, maka untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, mediasi kembali dilanjutkan dengan keluarga oknum pelaku dengan melibatkan Perbekel Sidetapa dan tokoh masyarakat Desa Sidetapa agar permasalahan dapat diselesaikan secara kekeluargaan.

Satu setengah jam kegiatan mediasi berlangsung namun hasilnya belum ditemukan titik temu.

Hal ini karena dari pihak keluarga pelaku yang merasa menjadi korban pemukulan meminta waktu untuk melaksanakan musyawarah dengan keluarga besar.

 "Karena situasi belum memungkinkan kegiatan Swab Test Rapid Antigen dihentikan oleh Dandim 1609/Buleleng karena masyarakat Desa Sidetapa menolak untuk dilanjutkan kegiatan tersebut," katanya.

Load More