SuaraLampung.id - Sebanyak 36 mahasiswa dari Komunitas Pencinta Alam Sampara (Kompas) terjebak di sungai setelah pengibaran bendera Merah Putih di Gunung Amonggedo, Desa Ulu Benua, Kecamatan Amonggedo, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Puluhan mahasiswa ini melakukan pengibaran bendera Merah Putih di Gunung Amonggedo, Konawe, Sultra pada 17 Agustus 2021.
Saat hendak kembali, merke terjebak di sungai berarus deras sehingga tidak bisa kembali. Tim SAR gabungan diturunkan untuk membantu mengevakuasi para mahasiswa ini.
Kepala Basarnas Kendari Aris Sofingi mengatakan para korban dievakuasi saat hendak melewati aliran sungai kedua sekitar pukul 01.21 Wita.
Baca Juga: Apriyani Rahayu Dapat Bonus Rumah dan Sapi di Kampung Halaman
"Pada pukul 01.21 Wita korban berhasil diketemukan pada saat akan menyeberangi aliran sungai yang kedua dimana kondisi arus sudah memungkinkan untuk dilalui," kata dia melalui rilis humas Basarnas Kendari, Rabu (18/8/2021) dikutip dari ANTARA.
"Seluruh korban yang berjumlah 36 orang berhasil dievakuasi dan tiba di posko bendungan Ulubenua dalam keadaan selamat," katanya.
Tim Basarnas Kendari sebelumnya berada di daerah Amonggedo pada pukul 21.50 Wita dan melakukan koordinasi dengan unsur terlibat yakni Koramil Wawotobi, Polsek Pondidaha, BPBD Konawe, KPA Kompas Pencinta Alam Sampara dan masyarakat setempat melakukan penilaian (assesment) jalur evakuasi.
Setelah melakukan penilaian lokasi sampai pukul 00.06 Wita, Tim SAR gabungan memutuskan penjemputan dilaksanakan pagi hari Rabu (18/8/2021) pukul 06.00 Wita.
Ini dilakukan mengingat kondisi jalur evakuasi yang tidak memungkinkan untuk memaksakan melewati tiga aliran sungai.
Baca Juga: Pembunuh TKA China di Konawe Ditangkap, Pelaku Terancam Hukuman Mati
Namun, karena para korban ternyata telah berusaha kembali dan hendak melewati aliran sungai kedua, tim SAR gabungan lalu bergerek cepat membantu para pecinta alam itu.
Para korban dilaporkan berada di lokasi itu sejak 16 Agustus 2021 untuk melaksanakan pengibaran bendera pada 17 Agustus 2021.
Namun, setelah melaksanakan pengibaran dan penurunan bendera, para mahasiswa tersebut tidak dapat kembali pulang akibat curah hujan yang tinggi sehingga aliran sungai meluap disertai arus yang deras.
"Evakuasi para korban berhasil dalam kondisi aman, maka operasi SAR dinyatakan selesai dan ditutup, seluruh unsur yang terlibat di lapangan dikembalikan ke kesatuannya masing-masing," kata Kepala Basarnas Kendari Aris Sofingi. (ANTARA)
Berita Terkait
-
5 Daftar Student Exchange Buat Tahun 2025: Syarat, Benefit dan Deadline
-
Kuliah S2 di Australia dengan Biaya Lokal, Bagaimana Caranya?
-
Akui Politik Uang di Pemilu Merata dari Sabang sampai Merauke, Eks Pimpinan KPK: Mahasiswa Harusnya Malu
-
5 Sumber Belajar Online Terpercaya untuk Mahasiswa Kedokteran
-
Inspiratif! Mahasiswa Indonesia Ini Sabet Juara Stacks Harvard Hackathon di Universitas Harvard AS
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Lampung Perkuat Mitigasi Bencana Tsunami di Pulau-Pulau Terluar
-
Peta TPS Rawan Pilkada Bandar Lampung 2024, Potensi Intimidasi Hingga Bencana
-
Miris! Jual Manusia ke Luar Negeri, Sindikat TPPO di Lampung Incar PSK & TKI
-
Pencalonan Wahdi-Qomaru Dibatalkan KPU Metro, PDIP Gugat ke MA
-
Modus Kongkalikong! Kredit Rp2 Miliar di Bank Pemerintah di Bandar Lampung untuk Kepentingan Pribadi