Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Selasa, 03 Agustus 2021 | 18:54 WIB
Mix Yuliana (tengah), ibu Awang, tersangka pengeroyokan perawat Puskesmas Kedaton Bandar Lampung, meminta maaf kepada para perawat di Indonesia. [Lampungpro.co]

SuaraLampung.id - Mix Yuliana, ibu dari Awang, tersangka pengeroyokan perawat Puskesmas Kedaton Bandar Lampung, meminta maaf atas perbuatan anaknya. 

Permintaan maaf ibunda tersangka pengeroyokan perawat Puskesmas Kedaton Bandar Lampung ditujukan untuk seluruh perawat di Indonesia dan juga masyarakat. 

Menurut Mix Yuliana, pihaknya sudah menghubungi keluarga Rendy Kurniawan, perawat Puskesmas Kedaton yang menjadi korban pengeroyokan.

"Kami sudah menghubungi keluarga Rendy untuk meminta maaf. Namun karena berduka, jadi tidak bisa keluar kemana-mana, lalu saya utus adik Awang dan keluarga lainnya untuk menemui keluarga Rendy," kata Mix Yuliana saat jumpa pers di kediamannya, Selasa (3/8/2021) dikutip dari Lampungpro.co--media jaringan Suara.com.

Baca Juga: Griya Medika Sediakan Isi Ulang Oksigen Bayar Sukarela, Ini Lokasinya

Mix Yuliana mengaku peristiwa pengeroyokan itu terjadi di luar rencana. 

Awalnya Mix Yuliana menyuruh Awang mencari isi tabung oksigen untuk ayahnya yang dirawat karena Covid-19. 

Pergilah Awang bersama adiknya dan bertiga berangkat membawa tabung kosong untuk isi ulang oksigen.

Tak diduga Awang dan dua rekannya ini melakukan pengeroyokan terhadap perawat di Puskesmas Kedaton. 

Ini mereka lakukan karena tidak dipinjami tabung oksigen. 

Baca Juga: Ini Jumlah Pelamar CPNS 2021 di Pemkot Bandar Lampung

"Saya memikirkan mencari oksigen yang kesulitan, jadi awalnya saya tidak mengetahui kalau ada masalah. Saat itu saya masih fokus mengurus bapaknya Awang saat masih hidup," ujar Mix Yuliana.

Sementara itu, salah satu pihak keluarga lainnya Asep Kholis yang turut menemui pihak keluarga perawat Rendy menyebutkan, awalnya pihak keluarga sudah minta maaf dan meminta untuk berdamai.

Pihak keluarga Rendy sudah memaafkan, tapi untuk proses hukum tetap berlanjut.

"Kami meminta islah (damai) bersama, untuk mencari yang terbaik dan mendapat respon korban. Namun mereka memaafkan, tapi proses hukum tetap berjalan. Apa yang terjadi saat itu bukanlah suatu kerencanaan. Kami minta berdamai dan diberikan yang terbaik, sehingga menjadi pelajaran saat pandemi ini," sebut Asep Kholis.

Setelah ini, pihak keluarga Awang membuka diri kepada masyarakat yang membutuhkan tabung oksigen.

Hal ini dilakukan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan tabung oksigen, sehingga pahala orang tua Awang yang meninggal dunia bisa mengalir. 

Load More