Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Kamis, 22 Juli 2021 | 13:29 WIB
Cagar Budaya Rumah Dokter Kota Metro. Beberapa anak muda Kota Metro berencana merevitalisasi Cagar Budaya Rumah Dokter. [ISTIMEWA]

SuaraLampung.id - Anak-anak muda Kota Metro yang tergabung dalam Sahabat Dokterswoning berencana merevitalisasi cagar budaya rumah dokter atau dokterswoning. 

Nantinya di Cagar Budaya Rumah Dokter ini akan didirikan Rumah Informasi Sejarah Kota Metro. 

Ada tiga pemuda Metro yang punya ide pendirian Rumah Informasi Sejarah Kota Metro di Cagar Budaya Rumah Dokter. 

Mereka adalah Ahmad Humaedi seorang desainer interior, Ahmad Satibi yang memiliki kemampuan arsitektur, dan Kian Amboro yang berlatar belakang sejarawan.

Baca Juga: Demi Viewers, Oknum Guru Buat Video Hoaks Kerusuhan di Terminal Metro

Mereka mengajak teman-temannya dari berbagai latar belakang untuk bergabung dalam project sosial ini.

Kian Amboro menjelaskan bahwa ide membuat Rumah Informasi Sejarah sebenarnya sudah ada sejak tahun lalu saat memulai proses kajian penetapan cagar budaya.

“Kebetulan saya bergiat bersama kawan-kawan komunitas sejarah yang ada di Metro sayangnya waktu itu belum ada gambaran mau bagaimana membuatnya, sekarang kami bertemu teman-teman lintas profesi yang membantu membuatkan desain interiornya,”ujar sejarawan UM Metro tersebut.

Desain Cagar Budaya Rumah Dokter di Metro. [ISTIMEWA]

Ahmad Humaedi dan Ahmad Satibi sendiri adalah dua kakak beradik yang memiliki broder project perusahaan konsultan desain interior, arsitektur dan visualisasi tiga dimensi. Keduanya bersepakat bergabung dalam project sosial ini.

“Kami tertarik karena kebetulan salah satu keluarga kami juga pernah tinggal di rumah dokter tersebut dan tentunya kami juga ingin memajukan kota ini lewat karya yang bermanfaat,”ujar Ahmad Humaedi melalui siaran pers.

Baca Juga: Kapolda Metro Jaya Fadil Imran : Rendang Simbol Perjuangan Orang Rantau

Satibi menambahkan bahwa mereka kemudian menggalang teman-temannya dari bergagai lintas profesi untuk bergabung dalam project sosial yang rencananya akan didanai melalui dana publik tersebut.

"Ada desain grafis, ada sejarawan, ada jurnalis, ekonom, guru, dosen, komunitas pegiat sejarah seperti Metro Heritage, Arsenik dan Foto Antix yang terlibat dalam gotong-royong ini,”ungkap pria yang dikenal telah membangun banyak perumahan tersebut.

Selama masa PPKM Komunitas Sahabat Dokterswoning sendiri kini telah menyelesaikan desain interior dan mulai mengumpulkan bahan untuk nantinya ditampilkan.

“Kami membagi kerja, ada yang mengumpulkan foto dan narasi ada yang mengumpulkan furniture lama, ada yang mencari dana , ada yang membuat grafis dan  ada yang menggalang keterlibatan komunitas lain,” ungkap pria yang akrab disapa Tibi tersebut.

Kian menambahkan bahwa project gotong-royong revitalisasi dokterswoning ini sementara akan mengandalkan dana publik dan bila memungkinkan menggandeng CSR.

“Kami bekerja secara sukarela dan nantinya akan menggalang dana publik maupun CSR untuk merealisasikan ide ini,kami membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat yang ingin bersama-sama secara sukarela ataupun berkontribusi mewujudkan ide ini ”ungkapnya.

Terpisah Ketua IDI Metro dr Agung mengatakan mendukung rencana anak-anak muda yang bersemangat untuk membangun kotanya.

“Kami juga akan mendiskusikan dengan para dokter senior di Metro terkait dengan ide ini,”ujarnya melalui pesan whatsap.

Senada Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan Kota Metro Seprita mendukung inisiatif anak-anak muda untuk merevitalisasi dokterswoning tersebut.

“Kami tentu bersyukur masih ada anak-anak muda di Metro yang peduli akan sejarah dan cagar budaya serta membantu kami pemerintah untuk melestarikan cagar budaya,”ujarnya.

Ahmad Humaedi mengatakan bahwa desain ini nantinya akan dilaunching secara resmi berbarengan dengan buku, kopi dan aplikasi metro mobile heritage.

“Insya Allah, Agustus kami rilis secara resmi ke publik,mohon doa dan dukungannya”pungkas desainer  alumnus Itenas tersebut.

Load More