Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Kamis, 15 Juli 2021 | 10:41 WIB
Ilustrasi hujan meteor. Masyarakat bisa menyaksikan dua puncak hujan meteor. [Shutterstock/Hareluya]

Intensitas maksimum hujan meteor Delta Aquarid untuk Indonesia sekitar 14-15 meteor/jam dengan kelajuan mencapai 147.600 km/jam.

Sedangkan, intensitas maksimum hujan meteor Alfa Capricornid lebih kecil dibandingkan dengan Delta Aquarid, yakni hanya lima meteor/jam. Selain itu, kelajuan komet Capricornid lebih lambat dari Delta Aquarid yakni sebesar 86.400 km/jam.

Andi mengatakan masyarakat dapat melihat fenomena tersebut tanpa alat bantu optik apapun, dengan kondisi cuaca yang cerah tanpa halangan apapun di sekitar medan pandang.

"Butuh kesabaran untuk menantikan kedua hujan meteor ini mengingat intensitas yang relatif sedikit," ujarnya.

Baca Juga: Lagi, Kilatan Cahaya Hijau di Langit Malam Jogja Hebohkan Publik

Andi menuturkan warga dapat mengabadikannya menggunakan kamera baik DSLR maupun ponsel selama mendukung moda bukaan panjang (long exposure).

"Hujan meteor memang optimal diamati sebelum tengah malam saat Bulan masih memasuki fase Sabit Awal dan setelah malam saat Bulan sudah memasuki fase Sabit Akhir," tuturnya.

Di samping itu juga, lamanya waktu pemotretan akan mempengaruhi kualitas hasil gambar yang diperoleh.

Andi mengatakan cahaya Bulan dapat mengganggu pengamatan kedua hujan meteor itu.

Oleh karenanya, warga tidak dapat menyaksikan maupun mengabadikan kedua hujan meteor tersebut ketika intensitasnya maksimum secara optimal dikarenakan saat puncak hujan meteor masih memasuki fase Bulan Susut. (ANTARA)

Baca Juga: Potongan Meteorit Langka Berusia 4,5 Miliar Tahun, Kembali Ditemukan di Ladang Berlumpur

Load More