SuaraLampung.id - Perajin kain tapis asal Lampung harus memutar otak untuk bertahan di tengah pandemi COVID-19. Mereka mencari berbagai cara agar produknya tetap bisa laku di pasaran di tengah pasar yang lesu.
Salah satu cara yang diambil perajin kain tapis Lampung adalah bermitra bersama pelaku UMKM dalam mendistribusikan produk.
Cara ini diambil sebagai salah satu strategi bertahan di masa pandemi COVID-19.
"Kegiatan ini saya lakukan sejak saya muda sekitar 20 tahun lebih, dan dua tahun terakhir saya bermitra dengan pelaku UMKM untuk menampung hasil produksi tapis," ujar salah seorang perajin tapis Lampung, Tries, Selasa (29/6/2021) dilansir dari ANTARA.
Baca Juga: Pemkot Bandar Lampung Belum Mulai Vaksinasi COVID-19 bagi Anak-anak
Ia menjelaskan dengan bermitra bersama pelaku UMKM dirinya mampu terus memproduksi kain tapis meski sempat mengalami kendala akibat pandemi COVID-19 yang kini berlangsung.
"Tetap produksi karena kita buat kain tapis sesuai pesanan dari pelaku UMKM. Selain itu kain serta benang sebagai bahan utama tapis Lampung langsung disuplai oleh pelaku UMKM, sehingga saya hanya fokus produksi tapis saja," katanya.
Menurutnya, meski mengalami sedikit penurunan jumlah pesanan pembuatan kain tapis selama pandemi COVID-19, karena adanya jalinan kemitraan bersama pelaku UMKM dirinya mampu bertahan dan membantu perekonomian keluarga.
"Pengerjaan kain tapis ini paling cepat satu pekan, dan proses tapis biasa dikerjakan setelah selesai mengurus keluarga. Dengan bermitra bersama UMKM kita tidak perlu memikirkan harus menjual kemana karena pasar sudah pasti," ucapnya.
Adanya kemitraan tersebut juga dikatakan oleh salah satu pelaku UMKM kerajinan tangan dari kain tapis Lampung, Novi.
Baca Juga: PPKM Mikro di Bandar Lampung, Satgas Tes Rapid Antigen Secara Acak di Tempat Usaha
"Perajin kain tapis yang bermitra sudah cukup banyak ada yang dari Kota Bandarlampung dan adapula yang dari beberapa kabupaten seperti di Tanggamus, dan Pringsewu," ujar pelaku UMKM, Novi.
Ia mengatakan kain tapis hasil produksi perajin harganya berkisar Rp80.000 hingga Rp5 juta per lembar, sesuai dengan kesulitan pengerjaan dan motif tapis.
"Harga dan lama pengerjaan beragam, namun dalam satu bulan kita bisa menampung 40 lembar kain tapis milik perajin," katanya.
Novi menjelaskan dengan adanya jalinan kemitraan tersebut selain mempermudah dirinya dalam memperoleh pasokan kain tapis untuk dimodifikasi juga dapat membantu para perajin untuk terus berproduksi.
"Rata-rata perajin tapis ini adalah ibu rumah tangga jadi dengan adanya kemitraan ini dapat pula membantu mereka terus produktif membantu perekonomian keluarga," ujarnya. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Imabsi Gelar Kelas Karya Batrasia ke-6, Bahas Repetisi dalam Puisi
-
Siapa Yintho Schroder? Bek Keturunan Lampung 1,97 Meter Punya Tekel Maut, Suksesor Mees Hilgers
-
Adakan PTKO II, Imabsi FKIP Unila Bekali Anggota agar Paham Renstra dan LPJ
-
Geram Komisi III DPR RI, Polisi Tangguhkan Guru Cabul di Bandar Lampung dengan Jaminan Sertifikat Tanah
-
Gempa Magnitudo 5,4 Guncang Pesisir Barat Lampung, Warga Diminta Waspada Gempa Susulan
Terpopuler
- Harta Kekayaan Roy Suryo yang Dituduh sebagai Pemilik Akun Fufufafa
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Beda Respons Ariel NOAH dan Raffi Ahmad Kunjungi Patung Yesus Sibea-bea
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Innalillahi, Elkan Baggott Bawa Kabar Buruk Lagi H-1 Timnas Indonesia vs Jepang
Pilihan
-
Penyerangan Brutal di Muara Komam: Dua Korban Dibacok, Satu Tewas di Tempat
-
Kata Irfan Setiaputra Usai Dicopot Erick Thohir dari Dirut Garuda Indonesia
-
5 Rekomendasi HP Rp 6 Jutaan Spek Gahar, Terbaik November 2024
-
Lion Air Bikin Aturan Baru Mulai 1 Desember: Bawa Kardus Besar, Siap-Siap Rogoh Kocek Lebih Dalam!
-
Emiten Leasing Boy Thohir PHK Ribuan Pekerja dan Tutup Kantor
Terkini
-
IRT Tipu Pengusaha Minyak Goreng Rp94 Juta, Ditangkap Dekat SD di Tulang Bawang
-
Gagal Selundupkan BBL, Pria Ini Malah Ditangkap Bawa Sabu dan Ganja di Pesisir Barat
-
Pilkada Bandar Lampung 2024: KPU Gelar Simulasi Pemungutan Suara di Lapas, Ini Tujuannya
-
Pasar Natar Lampung Selatan Kini Ramah Disabilitas, Apa Saja Fasilitasnya?
-
"Kampus Bobrok": 2 Mahasiswa UM Metro Dikriminalisasi Usai Kritik Fasilitas