Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Selasa, 29 Juni 2021 | 10:45 WIB
Ilustrasi Covid-19. Masa inkubasi COVID-19 varian delta berbeda dengan varian lain. [Pexels]

SuaraLampung.id - COVID-19 varian delta disebut sebagai varian paling berbahaya. Varian Delta memiliki tingkat penularan lebih tinggi dibanding varian COVID-19 lain. 

Pakar epidemiologi terkemuka di China Prof Zhong Nanshan menyatakan masa inkubasi COVID-19 varian Delta tidak sepanjang varian-varian sebelumnya.

Sehingga, kata dia, bentuk pencegahannya tidak memerlukan karantina dalam waktu yang lebih lama, namun harus lebih sering tes.

Dalam opininya yang dimuat sejumlah media di China, Senin (28/6/2021), Zhong juga mengatakan bahwa ada perbedaan definisi "kontak dekat" antara COVID-19 varian sebelumnya dengan varian Delta.

Baca Juga: Hoaks! Kendaraan Dilarang Melintas di Zona Merah COVID-19 Jakarta, Akan Ditilang

Jika varian sebelumnya, "kontak dekat" merujuk pada orang yang tinggal bersama dalam kantor yang sama, keluarga, ruang pertemuan atau makan bersama dalam jarak 1 meter.

"Namun 'kontak dekat' dalam definisi baru (varian Delta) adalah merujuk pada orang yang tinggal di satu ruang/perusahaan/gedung, juga bersama orang yang terinfeksi empat hari sebelum mengalami gejala penyakit," ujar profesor yang pertama kali berpendapat masa inkubasi COVID-19 selama 14 hari itu dilansir dari ANTARA.

Menjawab pertanyaan mengenai masa karantina bagi para pengguna penerbangan internasional yang memasuki wilayah daratan China, Zhong menjawab tidak memerlukan waktu lebih lama seperti varian sebelumnya.

"Oleh karena secara umum masa inkubasinya tidak lebih panjang, maka masa karantina juga tidak perlu lama. Justru yang efektif adalah meningkatkan frekuensi tesnya," ujar Direktur Pusat Penelitian Klinik Medis Penyakit Pernapasan Menular Nasional China itu.

Pendapat Zhong tersebut berdasarkan penelitian atas ditemukannya beberapa kasus varian Delta di Provinsi Guangdong, wilayah selatan China yang menerima kedatangan 90 persen pengguna penerbangan internasional. (ANTARA)

Baca Juga: 4 Langkah Lindungi Anak dari Paparan Virus Corona Covid-19

Load More