SuaraLampung.id - Kontroversi pemecatan 51 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hingga kini masih berlanjut dan mengundang pro kontra.
Di tengah kisruh tersebut, baru-baru ini terkuak fakta mengejutkan soal massa pendemo pendukung Ketua KPK Firli Bahuri rupanya orang bayaran.
Tak hanya itu, beberapa dari mereka bahkan mengaku tak tahu alasan di balik keputusan Firli Bahuri memecat puluhan pegawainya.
Para peserta aksi justru aneh karena tak mengerti apa alasan demo tersebut dilakukan.
Beberapa dari mereka nyatanya masih duduk di bangku SMP dan mengaku dibayar. Sementara yang lain, tampak sudah cukup tua.
Damar, misalnya, bagian dari kelompok yang mengatasnamakan diri sebagai Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Indonesia, mengatakan bahwa ia tidak mengetahui alasan berdemo.
Damar memegang baliho atribut demo di sekitar Gedung KPK, Setiabudi, Jakarta Selatan, pada Jumat (28/5/2021)
“Nggak tahu, sih,” jawab Damar dikutip dari Terkini.id--jaringan Suara.com, Sabtu (29/5/2021).
Ia mengaku hanya tahu persoalan 51 oknum KPK yang dikeluarkan. Sedangkan ketika ditanya alasannya, Damar mengaku tidak tahu dan bahkan lupa mengenai maksud Tes Wawasan Kebangsaan.
“Kalau yang itu (alasan pemberhentian 51 pegawai KPK) saya kurang tahu,” ujar Damar.
Damar saat ini sedang duduk di bangku kelas 3 di SMP 4. Ia mengatakan dirinya diajak oleh sang paman untuk berdemo.
Ia berkata diiming-imingi akan mendapatkan bayaran. Namun, tidak tahu nominal yang akan diterima.
“Katanya, sih, dibayar. Enggak tahu (nominal bayarannya),” kata Damar.
Hal yang sama juga diungkapkan Fajri, salah satu massa aksi kelompok yang mengatasnamakan diri sebagai Himpunan Aktivis Milenial Indonesia.
Seperti halnya Damar, Fajri rupanya masih seorang pelajar SMP berusia 15 tahun yang saat ini masih duduk di kelas 8.
“Dibayar, sih. Dengernya, sih, dibayar. Enggak tahu (nominalnya), deh. Saya kan baru ikut,” ungkap Fajri.
Sementara itu, anggota massa aksi Himpunan Aktivis Milenial Indonesia lainnya, yakni Iwan, justru tampak lebih tua daripada beberapa massa aksi lainnya.
Iwan mengaku berusia 34 tahun. Namun, wajahnya tampak lebih tua dari itu. Sama seperti Damar dan Fajri, ia juga mengaku tidak mengetahui aksi apa yang ia ikuti.
Lelaki tersebut menyampaikan ia berangkat bersama rombongan lainnya menggunakan empat mikrolet dari terminal Johar.
Dengan alasan sedang libur bekerja sebagai office boy (OB) di Pasar Baru, ia lantas menyetujui ajakan temannya ikut aksi.
Namun, teman yang ia maksud sama sekali tak menjelaskan aksi apa yang akan mereka lakukan.
“Kagak dibilangin,” kata Iwan.
Kemudian, salah satu perempuan yang menjadi bagian kelompok Satgas Pemuda Peduli KPK juga mengaku tidak mengetahui aksi yang ia ikuti.
Ia berangkat bersama suaminya dari daerah Tukro, Kwitang, menggunakan mikrolet dan ketika ditanya mengapa mengikuti aksi tersebut, ia mengaku hanya ikut-ikutan saja.
“Kurang tahu (kenapa aksi). Saya cuma pengikut doang,” jawabnya.
Sebagai informasi, puluhan massa aksi yang tergabung dalam beberapa kelompok, antara lain, Himpunan Aktivis Milenial, Satgas Pemuda Peduli KPK, serta Aliansi Mahasiswa dan Pemdua Indonesia melakukan aksi mendukung keputusan Firli Bahuri untuk memberhentikan 51 pegawai KPK.
Mereka berorasi di Jalan Kuningan Persada sisi selatan KPK, sedangkan puluhan massa lainnya juga melakukan aksi di jalan yang sama di sisi utara gedung KPK.
Beberapa anggota massa aksi tersebut tampak masih berusia belasan tahun dan berpenampilan lusuh, tetapi beberapa di antaranya juga ditemukan orang-orang paruh baya yang sudah beruban.
Berita Terkait
-
Sebut Nama Firli dan Ghufron Soal Pertemuan dengan Pihak Berperkara, Kuasa Hukum Alex: Integritas Pimpinan KPK Teruji
-
Budi Gunawan Ungkap Alasan Susahnya Usut Kasus Firli Bahuri, Nyaris Setahun Belum Ditahan Polisi
-
Sidang Perdana, Alexander Marwata Singgung Firli Bahuri dan Nurul Ghufron di Pengadilan
-
Nyaris Setahun Belum Ditahan Polisi, Budi Gunawan Akui Tak Mudah Usut Kasus Firli Bahuri, Kenapa?
-
Bayang-bayang Firli Bahuri, IM57+ Ingatkan DPR Soal Rekam Jejak Capim KPK
Terpopuler
- Vanessa Nabila Bantah Jadi Simpanan Cagub Ahmad Luthfi, tapi Dipinjami Mobil Mewah, Warganet: Sebodoh Itu Kah Rakyat?
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Adu Pendidikan Zeda Salim dan Irish Bella, Siap Gantikan Irish Jadi Istri Ammar Zoni?
Pilihan
-
Kerja Sambil Liburan di Australia Bisa Dapat Gaji Berapa? Yuk, Simak Syarat WHV Terbaru
-
Kekerasan di Pos Hauling Paser, JATAM Desak Pencabutan Izin PT MCM
-
Jelajah Gizi 2024: Telusur Pangan Lokal Hingga Ikan Lemuru Banyuwangi Setara Salmon Cegah Anemia dan Stunting
-
Pembunuhan Tokoh Adat di Paser: LBH Samarinda Sebut Pelanggaran HAM Serius
-
Kenapa Erick Thohir Tunjuk Bos Lion Air jadi Dirut Garuda Indonesia?
Terkini
-
Kapolres Pringsewu Perangi Wartawan Gadungan Pemeras Pejabat: Keluar dari Wilayah Saya!
-
Mirza-Jihan Unggul Telak atas Arinal-Sutono di Survei Pilgub Lampung 2024
-
Tak Mau Dinikahi Pacar di Jepang, Wanita di Metro Pilih Lakukan Aborsi
-
Endorse Judi Online, Pedagang Martabak di Lampung Selatan Raup Rp5 Juta
-
Lawan Inflasi! Pemprov Lampung Buka Toko Operasi Pasar di Natar