Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Sabtu, 29 Mei 2021 | 10:44 WIB
Gedung KPK merah putih di Jakarta. [Antara]

Damar saat ini sedang duduk di bangku kelas 3 di SMP 4. Ia mengatakan dirinya diajak oleh sang paman untuk berdemo.

Ia berkata diiming-imingi akan mendapatkan bayaran. Namun, tidak tahu nominal yang akan diterima.

“Katanya, sih, dibayar. Enggak tahu (nominal bayarannya),” kata Damar.

Hal yang sama juga diungkapkan Fajri, salah satu massa aksi kelompok yang mengatasnamakan diri sebagai Himpunan Aktivis Milenial Indonesia.

Seperti halnya Damar, Fajri rupanya masih seorang pelajar SMP berusia 15 tahun yang saat ini masih duduk di kelas 8.

“Dibayar, sih. Dengernya, sih, dibayar. Enggak tahu (nominalnya), deh. Saya kan baru ikut,” ungkap Fajri.

Sementara itu, anggota massa aksi Himpunan Aktivis Milenial Indonesia lainnya, yakni Iwan, justru tampak lebih tua daripada beberapa massa aksi lainnya.

Iwan mengaku berusia 34 tahun. Namun, wajahnya tampak lebih tua dari itu. Sama seperti Damar dan Fajri, ia juga mengaku tidak mengetahui aksi apa yang ia ikuti.

Lelaki tersebut menyampaikan ia berangkat bersama rombongan lainnya menggunakan empat mikrolet dari terminal Johar.

Dengan alasan sedang libur bekerja sebagai office boy (OB) di Pasar Baru, ia lantas menyetujui ajakan temannya ikut aksi.

Load More