SuaraLampung.id - Konflik antara Israel dan Palestina menyisakan duka bagi Mohammad Zyad Alshurafa, mahasiswa asal Palestina yang kuliah di Universitas Lampung (Unila).
Pasalnya serangan militer Israel ke jalur Gaza Palestina membuat rumah keluarganya luluh lantak. Inilah kali pertama rumah Zyad di Gaza Palestina hancur selama serangan Israel bertahun-tahun.
Tidak hanya itu, dua anggota keluarganya pun mengalami luka. Dua keluarga Zyad di Gaza Palestina yang terluka kini sudah pindah ke tempat lebih aman.
Pria yang memiliki hobi olahraga sepak bola ini sangat merindukan adiknya yang bungsu. Ia ingin kembali ke Gaza, Palestina, setelah lulus kuliah nanti.
Selama berada di Lampung, Zyad mengaku selalu merasa khawatir setiap membaca berita kematian warga Palestina. Ia takut jika ada nama anggota keluarganya yang menjadi korban.
"Saya setiap hari melihat berita orang meninggal seratus kali. Setiap kabar yang saya liat, saya takut ada nama keluarga saya. Saya mau pulang karena tidak mau jauh keluarga," ujar Zyad kepada Suaralampung.id, Jumat (21/5/2021).
Zyad adalah orang yang menggemari bidang teknologi. Karena itu setamat sekolah menengah atas di Palestina, Zyad memilih kuliah di jurusan Ilmu Komputer Unila.
Pria berusia 20 tahun ini ingin menjadi programmer karena menurutnya peluang kerjanya lebih baik. Indonesia menjadi negara tujuannya menuntut ilmu.
Bukan tanpa alasan Zyad memilih Indonesia sebagai tempat belajar. Ini karena Indonesia adalah negara mayoritas muslim sehingga membuatnya betah.
Baca Juga: Unggah Video Palestina Kembali Diserang Israel, Teuku Wisnu: Ya Allah
"Banyak orang Indonesia yang suka dengan orang Palestina. Saya bisa pilih ke Eropa kemana-mana, tapi saya lebih memilih yang banyak muslim," tutur anak pertama dari enam bersaudara ini.
Karena itu ketika Kementerian Pendidikan Palestina membuka program beasiswa kuliah ke Indonesia, Zyad tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.
Ia mendaftar program beasiswa itu dan berhasil lulus. Kementerian Pendidikan Palestina lalu menempatkan Zyad kuliah di jurusan Ilmu Komputer Unila.
Kemampuan bahasa menjadi kesulitan yang dialaminya saat berkuliah di Unila. "Saya kesulitan menyesuaikan bahasa. Untuk statistika dan matematika saya bisa belajar. Tapi, saat masuk kuliah saya belum belajar bahasa Indonesia. Saya belajar via YouTube," ujarnya.
Kontributor: Mitha Setiani Asih
Berita Terkait
Terpopuler
- Tanpa Naturalisasi! Pemain Rp 2,1 Miliar Ini Siap Gantikan Posisi Ole Romeny di Ronde 4
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- Bocor! Timnas Indonesia Naturalisasi 3 Pemain Keturunan, Ada dari Luar Eropa
- Thijs Dallinga Keturunan Apa? Striker Bologna Mau Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Ronde 4
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP Murah Infinix dengan NFC, Fitur Lengkap Tak Bikin Dompet Jebol
-
Siap Taklukan Super League, Ini Daftar Lengkap Pemain Bhayangkara Presisi Lampung FC
-
Demi Juara, Pemain Timnas Indonesia U-23 Diminta Pakai Cara 'Keras' Lawan Vietnam
-
Harga Emas Antam Makin Merosot, Hari Ini Jadi Rp 1.906.000 per Gram
-
Mengenal Faskho Sengox, 'Mbah Buyut' Sound Horeg yang Melegenda Jauh Sebelum Edi Sound Viral
Terkini
-
Bhayangkara FC Pindah ke Lampung: Menpora Ungkap Dampak Dahsyat Bagi Sepak Bola Nasional
-
Lewat Pelatihan Ekspor, BRI Siapkan UMKM Indonesia Bersaing di Kancah Global
-
Daftar 46 Pemain Bhayangkara FC yang akan Berlaga di Liga Super 2025/2026
-
Bhayangkara Lampung Perkenalkan Skuat Liga Super: 10 Pemain Asing Siap Guncang Lapangan
-
Kapolri Gaspol! 20 SPPG Dibangun di Lampung, Dukung Makan Bergizi Gratis Prabowo