SuaraLampung.id - Gatot Nurmantyo angkat bicara mengenai kongres luar biasa (KLB) Partai Demokrat. Gatot Nurmantyo sendiri mengaku pernah ditawari untuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat lewat jalur KLB.
Tawaran Gatot Nurmantyo untuk jadi Ketum Partai Demokrat lewat jalur KLB ini diceritakan Gatot Nurmantyo di acara Mata Najwa yang tayang di YouTube Najwa Shihab berjudul "Sindir Moeldoko, Gatot Nurmantyo: Berkompetisilah dengan Ksatria (Part 2) | Mata Najwa".
Gatot mengaku ditemui seorang tokoh Partai Demokrat. Tokoh ini adalah orang yang membangun Partai Demokrat hingga akhirnya keluar dari Partai Demokrat.
Tokoh ini meminta kesediaan Gatot Nurmantyo untuk menjadi Ketum Partai Demokrat lewat jalur KLB. Menurut Gatot, tokoh ini menjanjikan Gatot pasti menang saat pemilihan menjadi Ketum Partai Demokrat lewat KLB.
Baca Juga: Ricuh Partai Demokrat Kian Memanas, BMD Banten Laporkan DPD ke Polisi
"Saya sampaikan kalo saya menurunkan AHY saya tidak bisa. Ini sesuatu yang moralitas dan etika saya tidak bisa. Karena saya dari Brigjen, Mayjen, kemudian bintang tiga sampai Pangkostrad itu zamannya Pak SBY," ujar Gatot.
Gatot mengaku tidak kaget Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko yang menjadi Ketum Partai Demokrat lewat jalur KLB. Ini karena Gatot sudah tahu dari cerita tokoh yang menawarinya menjadi Ketum Partai Demokrat lewat KLB.
Gatot mengajak siapapun mantan prajurit TNI yang ingin melanjutkan pengabdian di bidang politik melandasinya dengan etika dan kehormatan prajurit. Yaitu etika politik yang berkepribadian.
Gatot Nurmantyo lalu mencontohkan para seniornya di AKABRI yang kini bergelut di bidang politik. Seperti Wiranto dan Prabowo Subianto.
Wiranto dan Prabowo pernah bergabung di Golkar. "Ketika ada perselisihan, tidak menggunakan kata-kata kasar tapi mendirikan partai. Wiranto mendirikan Partai Hanura, Prabowo mendirikan Gerindra. Bahkan anak polisi, Surya Paloh mendirikan Nasdem," beber Gatot Nurmantyo.
Baca Juga: Terang-terangan Dukung KLB, Dua Ketua DPC Demokrat Riau Dipecat
"Ini harus saya sampaikan bahwa dalam melaksanakan kompetisi hendaknya tetap mengedepankan ksatria, beretika, bermoral," ucap mantan Panglima TNI ini.
Berita Terkait
-
Teken Dealership Agreement Eksklusif, MAB Jadi Distributor Resmi Truk Yutong di Indonesia
-
Moeldoko Pernah Banting 'Jam Tangan Mewah', Pejabat Kejagung Diharap Berlaku Sama
-
Cek Fakta: Ancang-ancang Kabinet Prabowo, Ada Nama Rocky Gerung dan Gatot Nurmantyo
-
Moeldoko Bicara Nasib KSP Usai Jokowi Tak Lagi Jadi Presiden
-
Moeldoko Sebut Kabinet Baru Bakal Diumumkan di Malam Hari usai Prabowo Sah jadi Presiden pada 20 Oktober
Terpopuler
- Tanggapi Kisruh Andre Taulany Parodikan Gelar Raffi Ahmad, Feni Rose: Lagian Kantor yang Kasih di Ruko
- Berani Minta Maaf ke Lembaga Kerukunan Sulsel, Denny Sumargo Dapat Dukungan dari Sumatera sampai Papua
- Geng Baru Nikita Mirzani Usai Lepas dari Fitri Salhuteru Disorot: Circlenya Lebih Berkualitas
- Cucu Ulang Tahun, Kado dari Kris Dayanti untuk Azura Bikin Atta Halilintar Semringah: Masya Allah!
- Dihujat Gegara Sindir Raffi Ahmad, Pendidikan Andhika Pratama dan Andre Taulany Tak Jauh Beda
Pilihan
-
Setelah Dihitung, Wamenhub Bilang Harga Tiket Pesawat Bisa Turun di Libur Nataru
-
Luhut Yakin Prabowo Bisa Capai Pertumbuhan Ekonomi 8%, Ini Strateginya
-
Teken Dealership Agreement Eksklusif, MAB Jadi Distributor Resmi Truk Yutong di Indonesia
-
Tol Balikpapan-Samarinda Sepi Peminat Meski Persingkat Waktu Menuju IKN, Apa Alasannya?
-
IKN Tak Berpenghuni? Akademisi Sindir Minta Jokowi yang Jadi "Penunggunya"
Terkini
-
Program Makan Bergizi Gratis, Pegiat Lingkungan di Lampung Soroti Penanganan Sampahnya
-
272 Orang Daftar Bakomsus Polri di Polda Lampung, Cek Syaratnya
-
Buruh Tebang Tebu Curi Motor Teman Sekerjanya di PT Gula Putih Mataram Lampung Tengah
-
Trotoar Ramah Disabilitas Segera Hadir di Bandar Lampung, Dilengkapi Guiding Block
-
Mahasiswi di Tulang Bawang Ditangkap, Promosikan Judi Online Diupah Rp750 Ribu