SuaraLampung.id - Yusril Ihza Mahendra menceritakan kisahnya saat menjadi Menteri Kehakiman di era Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Saat itu Gus Dur ingin mengeluarkan dekrit pembubaran DPR.
Selain membubarkan DPR, Gus Dur juga ingin mencabut TAP MPRS Nomor 25 Tahun 1966 tentang pelarangan PKI dan ajaran komunisme marxisme leninisme.
Kisah ini disampaikan Yusril Ihza Mahendra saat memberikan ceramah di Medan, Sumatera Utara. Diperkirakan ceramah itu disampaikan Yusril menjelang pemilu 2019.
Ceramah Yusril itu diputar kembali di YouTube Video Legend milik musisi Ahmad Dhani. Dalam ceramahnya, Yusril Ihza Mahendra menceritakan saat Gus Dur menggelar rapat kabinet.
Dalam rapat kabinet itu, Gus Dur ingin mengeluarkan dekrit membubarkan DPR dan mencabut TAP MPRS 25 tahun 1966. "Gus Dur ngotot. Saya keras ngomong di kabinet," kata Yusril dikutip dari YouTube Video Legend berjudul "Pak Jokowi dan Bu Mega harus dengar apa kata Yusril Ihza Mahendra !!".
Yusril mengaku meminta waktu menjelaskan rencana Gus Dur itu dari segi hukum. "saya jelaskan Dekrit tahun 59 itu kaya apa. Tidak mungkin ada dekrit tanpa didukung kekuatan militer," kata Yusril.
"Karena dekrit itu revolusi hukum. Benar atau tidaknya tidak diukur di awal. Di ujung. Kalau dia bisa pertahankan dekritnya itu, dekritnya menjadi sah. Kalau tidak, dia bisa dituduh penghianat bahkan dituduh melakukan kudeta," lanjut Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) ini.
Yusril juga tidak setuju dengan keinginan Gus Dur menghidupkan PKI. Bagi Yusril jika sampai PKI dihidupkan bisa jadi heboh besar. "Saya ngomong panjang lebar, Gus Dur marah. Ambil palu diketok. Kabinet skors," cerita Yusril.
Saat itu Yusril sampai ditegur menteri Erna Witoelar karena mengkritik presiden di sidang kabinet. "Ya gimana ga dikritik masa mau ngidupin PKI, yang bener dong," ujar Yusril.
Baca Juga: Bercerita Saat Gus Dur Dipecat, Cak Nun: Saya yang Bawa Dia Keluar Istana
Begitu Gus Dur ketok palu, Yusril memutuskan lari keluar dari ruang rapat kabinet. Ia dikejar oleh tiga jenderal. Mereka adalah Panglima TNI Laksamana Widodo AS, Agum Gumelar dan Susilo Bambang Yudhoyono.
"Pak Agum bilang 'bos jangan kenceng-kenceng jalannya'. Saya bilang aja ah saya mau pulang aja besok juga saya dipecat ama Gus Dur," beber Yusril.
"Pak Widodo AS bilang 'bang kami sependapat ama bang Yusril. Ga bener itu presiden. Masa mau bubarin DPR/MPR," ucap Yusril.
"Lho saya bilang kenapa tidak tidak ngomong? Jawabnya apa? Ya kita ini prajurit mana mungkin kami ini akan melawan Panglima tertinggi," kata Yusril.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Berkaca Kasus Nikita Mirzani, Bolehkah Data Transaksi Nasabah Dibuka?
-
Emas Antam Makin Terperosok, Harganya Kini Rp 1,8 Juta per Gram
-
Profil Riccardo Calafiori, Bek Arsenal yang Bikin Manchester United Tak Berkutik di Old Trafford
-
Breaking News! Main Buruk di Laga Debut, Kevin Diks Cedera Lagi
-
Debut Brutal Joan Garcia: Kiper Baru Barcelona Langsung Berdarah-darah Lawan Mallorca
Terkini
-
BRI Luncurkan 8 Langkah Nyata untuk Dukung Bangsa Semakin Berdaulat, Sejahtera dan Maju
-
Gelar Consumer Expo 2025, BRI: Komitmen dalam Perluas Akses Kredit Konsumer
-
Pengurus Ponpes di Lampung Tengah Bejat! Santriwati Dicabuli di Dalam Musala
-
Drama Penalti di Lampung! Bhayangkara FC vs PSM Berakhir Imbang, Skema Pelatih Gagal Total?
-
Berkat Dukungan BRI, Gulalibooks Kini Berkembang dan Punya 12 Karyawan