Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Sabtu, 06 Februari 2021 | 15:07 WIB
Pengunjung tengah menikmati koleksi Museum Ketransmigrasian di Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran. [Suara.com/Andry Kurniawan]

"Lokasinya transmigrasi pertama itu di Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran ini. Maka dibangunlah museum ini pada tahun 2004 silam dimasa Gubernur Sjachroedin ZP," tambah Hana lagi.

Museum yang diinisiasi Muhajir Utomo (kala itu Rektor Unila) ini terdiri dari dua lantai. Pada lantai satu ada koleksi replika peralatan membajak sawah dengan kerbau pada masa lampau. Pada bagian kanan ada koleksi peralatan kesenian wayang golek dari Jawa Barat, dan wayang kulit dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Ada juga ruangan auditorium yang bisa digunakan untuk menonton film dokumenter perjalanan transmigrasi masa lampau.

Pada lantai dua ada berbagai koleksi alat pertanian masa lalu, uang kuno, alat makan masa lalu, dan lain-lain. Ada juga diorama perjalanan transmigrasi awal di Indonesia.

Baca Juga: ABG Bawa Gulungan Uang Rp 2 Ribu, Isinya Mengejutkan

Beberapa warga yang datang pun mengatakan sering ke museum transmigrasi ini untuk melihat dan mempelajari sejarah tentang transmigrasi pertama di Indonesia.

"Saya beberapa kali kesini, disini saya bisa belajar tentang sejarah transmigrasi dan perjuangan leluhur saya," ungkap Dina, pelajar SMA yang merupakan warga Desa Bagelen.

"Meski pandemi, pelayanan museum tetap buka setiap hari, tapi hanya sampai pukul 12.00 WIB," tukas Hana.

Bagi anda yang tertarik berkunjung ke Museum Transmigrasi, arahkan kendaraan anda ke Jalan Lintas Sumatera Bagian Barat, arah ke Kabupaten Pesawaran. Lokasinya di pinggir jalan lintas, sebelum Islamic Center Pesawaran, sekitar 40 menit dari Bandar Lampung.

Kontributor : Andry Kurniawan

Baca Juga: Penyelundupan Benih Lobster Asal Lampung Dibongkar, Nilainya Capai Rp 6 M

Load More