Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Minggu, 10 Januari 2021 | 19:32 WIB
Tim gabungan TNI, Basarnas, dan stakeholders lainnya melakukan pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (10/1/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraLampung.id - Tiga warga Kabupaten Tulangbawang Barat, Provinsi Lampung, menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

Tiga warga itu adalah Sugiono, Yohanes dan Pipit Piyono. Ketiganya adalah warga Desa Toto Makmur, Kecamatan Batu Putih, Tulang Bawang Barat.

Mereka menumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182 menuju Pontianak untuk bekerja sebagai buruh bangunan disana.

Ternyata ini adalah kali ketiga Yohanes hendak berangkat ke Pontianak. Sebelumnya, Yohanes dua kali gagal mengadu nasib ke Pontianak.

Baca Juga: Kapten Didik Gunardi, Kopilot Sriwijaya Air Warga Bekasi yang Dikenal Baik

“Anak saya sebelum keberangkatan itu sudah dua kali gagal berangkat kerja ke Kalimantan,” ungkap Supiyati, ibu dari Yohanes, warga Desa Toto Makmur, Kecamatan Batu Putih, Tulang Bawang Barat, saat dihubungi suaraLampung.id Minggu (10/1/2021) sore.

Lebih lanjut Supiyati mengatakan, sebelum berangkat anaknya itu sempat mengatakan ia bermimpi menjadi pengantin.

Menurut kepercayaan Supiyati, itu pertanda buruk. Meski sudah ada firasat kurang baik, Supiyati akhirnya tetap mengizinkan anaknya berangkat bekerja.

Firasat yang sama dirasakan Nely, istri dari Pipit Piyono.

“Sebelum berangkat, suami saya itu mengatakan untuk menjaga anaknya baik-baik,” ujar Nely saat dihubungi suaraLampung.id juga. Hal itu menurut Nely sangat jarang diungkapkan suaminya tersebut.

Baca Juga: Tak Punya Hati! Netizen Bikin Candaan Sriwijaya Air Jatuh, Semua Tak Pantas

Nely dan Supiyati mengatakan sama-sama mengetahui informasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air tersebut dari berita di televisi.

Awalnya keduanya belum yakin, namun saat melihat nama-nama dalam manifes pesawat, mereka yakin anggota keluarga mereka ada di dalam pesawat tersebut.

Sementara itu, Madrim, Kepala desa setempat yang juga dihubungi suaraLampung.id, mengatakan pihak Jasa Raharja sudah menemui ketiga keluarga korban.

“Masih didata siapa yang menjadi anggota keluarga intinya. Jika sudah dipastikan, maka nanti akan diberikan santunan kepada keluarga korban,” jelasnya.

Aparat desa kini masih akan mendampingi keluarga korban, untuk kepentingan pengurusan administrasi atau keberangkatan ke pusat informasi di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta.

Kontributor : Andry Kurniawan

Load More